Kisah Siswa Korban Bully di SMA Binus Simprug: Bapak Mereka Ketua Partai, DPR, MK

  • Arry
  • 17 Sep 2024 17:13
Binus School Serpong(Binus School/binus.sch.id)

Korban perundungan atau bully di SMA Binus School Simprug buka suara. Korban mengaku diancam senior yang mengaku mempunyai orang tua pejabat.

Hal ini diceritakan RE yang merupakan siswa SMA Binus School saat bertemu dengan Komisi III DPR di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa, 17 September 2024.

"Lalu sampai mereka membanggakan dan mengancam saya. Mereka mengatakan kepada saya, 'lu jangan macam-macam sama kita. Lu mau nyaman sekolah di sini, lu mau bisa kita tidak bully di sini. Lu harus bisa ngelayanin kita semua," kata RE menirukan ucapan teman-temannya yang diduga membully dan mengancam.

"Lu tau gak bapak kita siapa? Dia bapaknya Ketua Partai. Bapak dia DPR. Bapak dia MK." imbuhnya.

Baca juga
Polisi Ungkap Motif dan Kronologi Kasus Bully di Binus School Serpong

"Lalu, sahabat dari ketua geng ini mengakui, 'lu jangan macem-macem. Bapak gue Ketua Partai sekarang.' Bapak yang berinisial A. Anak yang berinisial M mengaku dan mengatakan itu kepada saya," tuturnya.

RE menjelaskan, di sekolahnya sebenarnya banyak terdapat CCTV. Sehingga hal yang dia alami pasti terekam.

"Bahkan banyak CCTV di sana, saya yakin itu pasti banyak CCTV di sana. Di bulan November tanggal hari pertama saya sekolah, di hari berikutnya diperlakukan seperti itu," ujarnya.

Polisi sebelumnya telah memeriksa belasan saksi dalam dugaan perundungan dan pelecehan seksual yang dialami RE. Namun pihak kepolisian belum memberikan identitas dari para saksi tersebut.

Polisi juga telah meningkatkan status perundungan dan pelecehan seksual ini ke tahap penyidikan. Artinya, polisi sudah menemukan unsur pidana dan calon tersangka.


Respons SMA Binus School >>>

 

SMA Binus School Simprug buka suara soal dugaan perundungan dan pelecehan seksual yang salah satunya dialami RE. Binus menegaskan, yang terjadi bukanlah perundungan tetapi perkelahian.

"Ketika dia mengatakan bahwa dia dikatakan di-bully. Kita lihat faktanya adalah memang adalah perkelahian di antara mereka," kata Kuasa hukum Binus, Otto Hasibuan, pada Sabtu, 14 September.

Otto mengatakan fakta itu didapatkan dari potongan CCTV yang merekam aktivitas RE. Dalam rekaman CCTV itu terdapat dua lokasi kejadian, yakni kantin dan toilet sekolah.

Dalam rekaman CCTV di kantin, terlihat RE terlibat kontak fisik dengan siswa lainnya. RE juga terlihat menjambak rambut siswa lain tersebut.

Selain itu, dalam 2 rekaman CCTV di depan toilet memperlihatkan RE bersama belasan siswa lainnya masuk ke dalam toilet. Selain itu, ada pula rekaman yang diambil dari salah satu ponsel siswa yang memperlihatkan kondisi di dalam kamar mandi saat bersama RE.

"Ternyata di sana itu yang terjadi adalah adanya istilahnya siswa ini sepakat untuk bertinju, berkelahi. Jadi, satu lawan satu berkelahi. Setelah itu selesai," jelas Otto.

Otto berharap kasus ini dapat diselesaikan secara restorative justice.

"Nah itu yang ingin kami sampaikan, jadi kalau fakta-fakta ini sudah diproses oleh polisi dan kami silakan, kami mendukung upaya kepolisian untuk memproses ini. Walaupun sebenarnya terhadap anak-anak di bawah umur, kita mengutamakan restorative justice," ujarnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait