Capres Donald Trump ditembak saat kampanye di Pennsylvania, Amerika Serikat, Sabtu, 13 Juli 2024 waktu setempat. Capres dari Partai Republik itu selamat dan hanya mengalami luka di muka dan telinganya.
Mengutip BBC, sejumlah saksi menyatakan sudah memperingatkan polisi ada seorrang sniper sedang merangkak di atas gedung. Sniper itu membawa senapan.
“Anda dapat dengan jelas melihatnya membawa senapan,” kata salah satu saksi, seorang pria yang mengenakan topi MAGA 2020, kepada BBC News, Minggu, 14 Juli 2024.
“Kami menunjuk ke arahnya. Polisi sedang berlarian di lapangan," ujarnya. "Kami seperti, 'Hei, kawan, orang di atap dengan senapan itu'.
Baca juga
Donald Trump Ditembak Saat Kampanye Pilpres AS: Muka dan Telinga Luka
Dan polisi bertanya, 'Hah?' Mereka tidak tahu apa yang sedang terjadi."
Saksi mata lainnya, mengatakan, dia dan teman-temannya melihat seorang pria berpakaian kamuflase coklat naik ke atap sebuah gedung. Dia tampak membawa senapan.
“Secret Service sedang melihat kami dari atas gudang, saya menunjuk ke atap itu—dan tahu-tahu, lima tembakan terdengar,” kata saksi tersebut.
Saksi itu menyatakan, setelah pria itu menembak Trump, Seceret Service langsung melakukan penembakan balasan.
“Secret Service meledakkan kepalanya.”
Pelaku penembakan itu pun dilaporkan tewas. Selain itu, satu peserta kampanye juga dilaporkan tewas.
Pihak kepolisian belum merinci identitas sniper yang menembak Trump, begitu juga dengan motifnya.
Sepatu Trump Lepas
Selain itu, seorang wanita mengaku melihat darah segar dari telinga Presiden ke-45 AS tersebut setelah penembakan.
Kondisi Donald Trump usai insiden penembakan saat kampanye Pilpres AS di Pennsylvania
"Senjata datang untuk memulai. Jelas. Jelas ke kanan, jelas ke kiri. Mereka bilang, 'angkat dia'. Jadi mereka mengangkatnya. Trump bilang, saya harus pakai sepatu dulu. Sepatunya pasti lepas. Kami tidak bisa melihatnya di bawah, tapi sepatunya pasti terlepas saat mereka menjatuhkannya ke tanah,” katanya kepada NBC.
"Dan ketika dia berdiri, saya melihat tetesan darah—darah merah segar. Hanya sedikit air mata. Kemudian, ketika mereka mengangkatnya dan membalikkannya, saya bisa melihat darah dari atas telinga sampai ke bawah. Itu tidak memancar tetapi tertutup. Dan kemudian dia mengangkat tinjunya, 'tetap kuat', dan mereka membawanya,” ujarnya.
"Saya pikir itu kembang api," katanya. "Pop pop pop. Seperti itulah bunyinya,” imbuh Erin.
“Telinganya pasti digigit dan [tembakan] menewaskan seseorang di tribun penonton, di sebelah kiri."
"Tampaknya dia mungkin terserempet peluru itu dan dia menoleh tepat pada waktunya,” jelasnya.
"Saya sama sekali tidak takut. Tak satu pun dari kami di barisan depan yang terjatuh. Tidak satu pun. Kami hanya ingin membantu presiden. Itu saja yang ingin kami lakukan."
Artikel lainnya: Perjuangan Menegangkan Singa Kaki 3, Berenang 1 Km Lintasi Sungai Penuh Buaya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News