Beredar Curhatan Pria Gantung Diri di Flyover Cimindi Bandung: Aku Cuma Jadi Beban

  • Arry
  • 30 Jun 2024 11:08
Flyover Cimindi, Bandung, lokasi penemuan mayat tergantung(ist/ist)

MY THOUGHTS

Semua hal yang aku alamin itu membuat pola pikir aku yang seperti sekarang. Aku bersyukur dapat ngerasain lingkungan pendidikan yang menurut aku baik. Karna menurut aku, lingkungan itu sangat berpengaruh terhadap perkembangan pola pikir dan tingkah laku. Tapi kenapa aku sekarang jadi kaya gini? Ya, tentu saja jangan salahin lingkungan dong, pasti salah akunya. Hipokrit kan?

Sifat aku yang gabisa kesepian ini membuat aku tergantung ke orang. Harus selalu ada teman ngobrol, teman bertemu, dll. Di sisi lain, temen-temen semua udah pada sibuk mencari kerja, sibuk kerja, dll melanjutkan kehidupannya masing masing. Lalu, seperti yang mungkin sebagian dari kalian tau, aku akhirnya “memaksakan” orang baru untuk menjadi teman sehari-hari. Bukan perasaan aku yang dipaksakan, tetapi “waktunya” yang kurang tepat (IYKWIM).

Tidak ada teman untuk berbagi karna udah jarang nongkrong sama temen-temen bikin isi otak kepala jadi penuh sendiri. Penuh dengan hal-hal yang ga jelas. Mikirin orang lain, tapi ga mikirin diri sendiri. Seharusnya mikirin diri sendiri aja dulu kan? Memang seperti itu kan manusia itu harus egois. Udah bukan saatnya lagi sosoan mikirin filsafat, politik, kemanusiaan, dll. Pikiran diri sendiri. Itu kan? Memang aku yang salah. Dan inilah pikiran-pikiran salahku:

1. Apa sih yang kita cari? Kehidupan yang lebih baik? Kehidupan yang lebih baik tuh kaya gimana sih? Orang-orang pintar, ilmuan-ilmuan berusaha menemukan inovasi-inovasi baru untuk membuat hidup manusia lebih mudah. Lihat bagaimana perkembangan teknologi membawa kita sekarang?

Dulu, zaman batu manusia cuma mikirin besok makan apa dengan cara berburu/bercocok tanam. Lihat sekarang. Karna teknologi makin canggih, semua kebutuhan sudah “tersedia” (asal ada uang) kita jadi bisa memikirkan hal-hal lain. Mikirin mental health, ketersinggungan, ego, kekuasaan, kejayaan, dll. Seberapapun kita berusaha membuat hidup lebih baik, pasti datang aja masalah-masalah baru. Mau semaju apa kita? Mau sampe kaya amerika kah? Yang “makmur” sehingga warga-warganya udah memikirkan hak-hak yang ga jelas? LGBT? Kepemilikan senjata? Apaan sih manusia tuh? Saking gaada masalahnya dalam hidup, jadi nyiptain masalah-masalah baru? Saking gaadanya lagi kekhawatiran jadi mikirin kalau dia berhak mau dianggap orang sebagai apa? Gila

2. Perkembangan teknologi juga membuat manusia jadi bertambah banyak. Populasi manusia tambah banyak, kebutuhan pangan tambah banyak, kebutuhan lahan makin banyak, persaingan makin tinggi, kesenjangan sosial makin tinggi, polusi meningkat, keinginan jadi “penguasa” makin bertambah, jajah sana jajah sini. Kehidupan yang lebih baik yang kaya gimana?

3. Semuanya gaakan ada yang bersih dari namanya korupsi. Gausah munafik, korupsi itu adalah budaya kita. Sesimpel bikin SIM aja mungkin kita atau keluarga kita atau teman kita ada yang nembak kan? Ada rumor kalau ga nembak itu pasti dipersulit kan? Tapi apa yang kita lakuin? Malah ikut ke korupsi itu karna “gamau ribet”. Dari kebiasaan itu aja bisa menjelaskan bahwa emang cara “ngebikin ribet” itu efektif buat dapat uang lebih, buat dikorupsi, buat disuap.

4. Semua manusia butuh uang, tapi nyari apa sih? Ga cukup kah hidup biasa-biasa aja? Kenapa sih harus bergelimang harta? Kenapa harus foya-foya? Apa ini ya tujuan hidup yang lebih baik itu? Biar semuanya lancar kalo punya uang? Itu kah yang kita mau?

Pernah ga sih kalian berpikir gimana awal uang itu bisa jadi “nilai tukar”? Kebayang ga sih selicik dan sepintar apa manusia yang bisa menukarkan sebuah barang dengan selembar kertas? Atau mungkin dulu emas. Kenapa sih emas dan perak bisa jadi berharga? Siapa yang membuat emas atau perak itu tampak berharga?

Sekarang dengan seluruh unsur harus pakai uang biar “lancar” manusia jadi menghalalkan segala cara buat dapetin uang. Bro? Diperbudak uang kah kita? Kita malah jadi ikutan berlomba-lomba kekayaan loh. Aneh ga sih? Terus emang apa yang bisa kita perbuat? Gaada kan(?)

5. Politik itu adalah hal yang sangat-sangat penuh dengan tai. Semua yang ada di dunia ini penuh dengan politik. Politik itu ego, politik itu rakus. Sepercaya apa kalian dengan orang-orang yang memerintah? Bukan hanya di Indonesia, negara lain juga sama bobroknya. Gaada yang benar benar bersih. Tapi karna politik, manusia bisa jadi saling bermusuhan. Bro, kalian tuh membela orang yang ketika memimpin nanti belum tentu peduli sama kalian. Reformasi? Reformasi apaan. Orang yang dulu demo demo teriak reformasi sekarang menjabat. Apakah ada perubahan? Ngga. Makin ancur. Semua yang udah “nyemplung” ke lubang tai pasti bau tai. “Seberlian-berlianya” manusia, kalo udah masuk lubang tai pasti tetep bau tai. Orang atasan partainya juga semuanya bau tai. Gaada harapan di pemerintahan ini. Semuanya bisa ditutupin sama politik. Kita gabisa bener-bener tau apa yang sebenarnya terjadi. Ada media yang pro pemerintah, ada media yang membongkar kejelekan-kejelekan pemerintah. Sepercaya apa kalian bahwa media yang mengkritik itu juga tidak memiliki kepentingan lain?

6. Isu kemanusiaan sering kali jadi “gorengan”. Tapi kemanusiaan tuh kaya gimana sih?

Contoh koruptor, di negara lain ada yang dihukum mati, sedangkan di kita ngga dengan alasan kemanusiaan. Mana yang bener? Apakah memang dia layak mati karna merugikan banyak masyarakat? Segimana emang harga nyawa manusia? Di sisi lain, koruptor ga dihukum mati tuh kenapa sih? Apakah memang jaksa/hakim/juri ini mempertimbangkan hak kemanusiaannya? Atau memang mereka disuap biar ga ngasih hukuman mati? Contoh isu kemanusiaan yang lain adalah perang. Perang saudara di dalam negri, perang di timur tengah, perang dll yang gapernah disebutkan.

7. Aku gatau sama sekali kebenarannya dengan apa yang terjadi di Gaza. Siapa yang menjajah siapa? Itu tanah memang tanah siapa? Kenapa bisa ada “tanah milik negara” tertentu? Gimana sih emang tiba-tiba suatu negara terbentuk? Dulu emang sebelum ada suatu negara, itu tanah kaya gimana kepemilikannya?

Sebagai gambaran, yang aku tau aja ini mah. “The New World”. Pernah ga sih kita berpikir, itu tanah amerika dulunya, sebelum datang orang Eropa kaya gimana? Kepemilikan tanah itu tanah siapa? Tiba-tiba datang bangsa Eropa masuk, mengatur “administrasi”, ko bisa mereka tiba-tiba ngaku itu jadi sebuah negara Amerika sih? Karna mereka lebih maju? Lebih pintar? Jadi bisa melakukan sesuka hati? Dan orang “terbelakang” jadi gabisa apa apa?

Sekarang Gaza. Emang sebelum dulu ada negara Israel, negara Palestina, itu tanah milik siapa? Orang yahudi? Orang arab? Kalian mau tarik sejarahnya tuh sampe ke mana? Sampe masa kejayaan orang arab? Sampe masa belum adanya kerajaan-kerajaan arab? Sampe zaman manusia purba? Mau ditarik sampe mana biar kita bisa objektif?

8. Dan yang lebih menyebalkannya lagi, saking gampangnya informasi di era sekarang, semua manusia jadi main telen aja apa yang mereka percaya. Gampang banget digoreng. Misalnya kita mendukung Palestina, terus apa yang kalian inginkan? Israel punah? Kalau kalian mendukung Israel, kalian mau apa? Palestina punah? Gimana bisa kalian menilai sekumpulan nyawa lebih berarti dari nyawa yang lain?

Ini juga sama aja kaya bagaimana bisa bantuan yang sebesar itu dengan entengnya kita kasih ke orang luar negri yang jauh di sana, sedangkan di negara sendiri aja masih banyak yang mati kelaparan? Kenapa? Karna kalian ga kenal orang-orang yang mati kelaparan di Indonesia? Emang kalian kenal orang-orang di Gaza sana? Kenapa sih? Gimana bisa nilai mana nyawa yang lebih berharga? Karna Israel mau membinasakan orang-orang arab? Kira-kira gimana kalian yakin kalau orang yang dibasmi di gaza itu gaakan bales dendam dan membasmi orang-orang yahudi ketika Palestina merdeka? Lagian PBB tuh kerjanya apaan sih? Kaya gaada gunanya juga kalo Amerika besti Israel tetep punya hak veto? Kenapa Amerika bisa punya hak veto? Karna negara lebih kaya? Karna lebih maju? Karna lebih pintar?

Semua hal-hal gila di atas itu sumbernya Cuma satu kalau menurut aku. EGO. Apakah salah kalo aku Cuma pengen jadi manusia yang biasa-biasa aja yang gamau berkembang? Apakah salah aku yang pengen manusia itu hidup kembali ke dasarnya aja? Makan, tidur, berkembang biak? “Terus apa bedanya dari binatang?”. HATI. Manusia yang baik gaakan merugikan orang lain. Manusia yang baik bakal saling tolong menolong, bukannya menjatuhkan. Terus juga kita kan manusia punya agama?

“Hal-hal di atas gaakan terjadi kalau orang menuntut ilmu dengan iman!”

Lah? Terus maksudnya selama ini perkembangan zaman itu dilakukan oleh orang-orang ga beriman? Pada kemana nih orang-orang beriman? Kenapa gabisa jadi contoh yang baik? Kenapa kalian ga menjadi pemimpin? Kemana kalian? Apa kalian juga memikirkan diri kalian sendiri? Ego kalian sendiri? Gamau ngurus negara karna ngurus diri sendiri aja udah pusing? Apa yang salah? Tentu saja pemikiranku yang salah.

Masih banyak lagi hal-hal gila yang ada dipikiran. Bisa-bisa ditulis jadi buku yang gaakan laku juga. Karna apa? Yup betul. Semuanya omong kosong, semuanya hipokrit. Apakah aku orang suci yang gapernah melakukan hal-hal di atas? Tentu saja tidak dong. Aku juga ikut nyemplung ke tai-tai itu. Hipokrit.

Lalu jika kehidupan tanpa ego ini gabisa terwujud? Salahkan aku kali ini menjalani ego ku sendiri? Aku gamau hidup di tempat yang seperti ini. Berjuang untuk apa? Untuk membiarkan ank cucu ikut berjuang dengan masalah mereka yang baru? Apa tujuannya? Untuk memuaskan ego kita juga?

Memang, aku bukan orang baik. Aku selalu menyusahkan orang-orang terdekatku. Aku cuma menjadi beban buat orang-orang yang aku sayang.

Kalian semua benar, aku yang salah. I'm the problem, I’m pathetic, I'm miserable…


Tanggapan Pihak Keluarga >>>

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait