Tragis Siswi SD di Padang Pariaman: 'Dibakar' Teman, Alami Gizi Buruk, Kini Meninggal

  • Arry
  • 24 Mei 2024 15:41
Siswi SD di Padang Pariaman menjadi korban kejahilan temannya hingga terbakar, lalu mengalami gizi buruk hingga meninggal dunia(ist/ist)

Nasib pilu dialami AR, siswi SD di Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat (Sumbar). Siswi berusia 11 tahun itu menjadi korban kejahilan temannya hingga terbakar. Tak hanya itu, korban kemudian mengalami gizi buruk, hingga akhirnya meninggal dunia.

Peristiwa itu bermula pada 23 Februari 2024. Saat itu ada kegiatan gotong royong di sekolahnya di SDN 10 Durian Jantung, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat (Sumbar). Di tengah acara, seorang teman korban menyiram pertalite ke arah korban yang tengah membakar sampah.

Korban kemudian langsung dibawa ke RSUD dan kemudian dirujuk ke RSUP M Djamil Padang dan dirawat selama 35 hari. Usai dirawat sekitar satu bulan, RSUP M Djamil menyatakan korban sudah bisa menjalani rawat jalan.

Sepupu korban bernama Media Madona kaget lantaran korban sudah diperbolehkan pulang. Padahal kondisi luka bakar A masih belum sembuh total.

Baca juga
Siswa SMP di Jaksel Nekat Loncat dari Lantai 3 Sekolah, Ini Kondisi dan Penyebabnya

"Saya kaget, 'Kok sudah pulang?' tanya saya ke kakaknya. Alasannya, [kata] rumah sakit sudah sembuh. Saya lihat (luka bakar Aldelia), sembuh apanya? Kok bisa dipulangkan? Berani sekali memulangkan pasien dengan luka masih parah ini," ucap Madona, Kamis, 23 Mei 2024.

Selama dirawat di rumah, A hanya bisa terbaring lemah di tempat tidur. Bupati Padang Pariaman, Suhatri Bur, sempat menjenguk dan memberikan perhatian khusus terhadap kondisi Aldelia.

Namun beberapa hari dirawat di rumah, A mengalami gizi buruk. Tubuhnya makin kurus dan lemah. Dia juga masih menahan sakit akibat luka bakar yang dialaminya.

A kemudian kembali dibawa untuk dirawat di RSUD Padang Pariaman. Kondisi gizi buruk A berangsur membaik. Namun karena A mengalami luka bakar yang cukup parah, maka harus menjalani tindakan medis lebih jauh.

Baca juga
Viral Kisah Yolanda, Mahasiswi Hukum di Cianjur Dituding Jadi Pelakor Direktur

A pun kembali dirujuk ke RSUP M Djamil. Namun di sini, kondisi A kembali menurun.

“Setelah dirujuk, kondisinya langsung menurun. Kejadian-kejadian seperti ini secara medis saya tidak paham, kenapa bisa seperti itu (menurun kondisinya). Saya suruh pihak RSUD Padang Pariaman selalu memonitor, walaupun tidak bisa mengambil tindakan karena dirawat di RSUP M Djamil,” kata Sekretaris Daerah Kabupaten Padang Pariaman, Rudy Repenaldi Rilis.

“Pada Selasa 21 Mei anak ini meninggal. Kami kirim ambulans untuk mengantar jenazah anak ini ke kediamannya. Inilah rangkaian yang telah dilakukan pemerintah daerah,” ucap Rudy.


Keluarga lapor polisi >>>

 

Dalam insiden ini, keluarga Aldelia sudah membuat laporan ke Polres Kota Pariaman. Mereka menuntut pertanggungjawaban pihak sekolah yang abai hingga insiden ini terjadi.

"Kami sejauh ini sudah membuat laporan ke Polres [Kota Pariaman]. Laporan dibuat sehari sebelum Aldelia meninggal," kata sepupu korban, Madona.

Keluarga menilai pihak sekolah lalai terhadapinsiden ini. Menurut pihak keluarga, Aldelia terbakar karena ulah temannya saat ia diminta wali kelas membakar sampah.

Madona juga mempertanyakan penanganan di RSUP M Djamil. Hal ini A sempat ditolak.

"Dokter anak bilang, 'Kenapa diterima pasien seperti ini? Saya kira pasien penyakit dalam, ternyata ada luka bakar. Saya tidak bisa merawat seperti ini'. Apakah pantas seorang dokter bicara seperti itu di hadapan keluarga pasien?" tanya Madona.

"Sampai malam pun tidak tahu kami siapa dokter anak yang menangani [Aldelia]. Haruskah orang berduit saja yang boleh hidup?" tambahnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait