8 Tahun Berlalu, Kasus Pembunuhan Vina Cirebon Masih Misteri, Begini Kronologinya

  • Arry
  • 15 Mei 2024 13:49
Ilustrasi korban tewas(ist/ist)

Film Vina: Sebelum 7 Hari kini tengah menjadi sorotan. Film bergenre horor itu diangkat dari kisah nyata pembunuhan yang terjadi di Cirebon, Jawa Barat, pada 27 Agustus 2016.

Vina adalah korban pemerkosaan dan pembunuhan yang dilakukan sekelompok geng motor di Cirebon. Dalam peristiwa itu, Vina tewas bersama kekasihnya, Rizky.

Begini kronologi kematian Vina dan kekasihnya Rizky di tangan para geng motor di Cirebon:

Kasus ini mencuat saat Vina dan Rizky ditemukan tewas. Awalnya, kematian mereka disebut akibat keelakaan lalu lintas. Namun, kepolisian menemukan banyak kejanggalan, Vina dan kekasihnya ditemukan dengan kondisi tubuh hancur, berbeda dengan korban kecelakaan.

Baca juga
Adik Kandung Pelaku Pembunuhan Mayat Wanita Dalam Koper Jadi Tersangka, Ini Perannya

Kasus ini mulai menemukan titik terang usai teman Vina melaporkan kejadian tersebut sebagai peristiwa pembunuhan. Polisi pun langsung mengembangkan penyelidikan.

Akhirnya, polisi menagkap delapan pelaku pada 31 Agusus 2016. Sebanyak tujuh pelaku yakni J (23), S (19), ES (23), HS (23), ER (27), S (20), dan A (23) diduga melakukan pemukulan terhadap korban dan melakukan pemerkosaan. Satu pelaku lainnya yakni A, yang masih di bawah umur yakni 15 tahun, diduga melakukan pemukulan.

Kapolresta Cirebon, Jawa Barat, AKBP Indra Jafar menjelaskan kronologi peristiwa sadis tersebut. Peristiwa bermula saat kedua korban dan beberapa rekannya sedang mengendarai sepeda motor.

Setibanya di depan SMP 11 Kali Tanjung, rombongan Vina dilempari batu oleh sekelompok orang. Korban dan teman-temannya kemudian melarikan diri. Namun, para pelaku berhasil memepet korban dengan memukul bambu hingga akhirnya jatuh di jembatan layang. Sementara rekan-rekannya berhasil melarikan diri.

Para pelaku kemudian membawa korban Rizky ke TKP awal. Di sana, Rizky dikeroyok dan dianiaya. Sementara Vina diperkosa secara bergiliran oleh pelaku di SMP Negeri 11. Kedua korban itu kemudian meninggal dunia.

Setelah kedua korban tewas, jasad mereka kemudian dibawa para pelaku dan diletakkan di atas aspal flyover atau jalan layang Desa Kepongpongan, Kecamatan Talun, Kabupaten Cirebon. Cara ini dilakukan agar Vina dan Rizky adalah korban kecelakaan lalu lintas.


Selanjutnya vonis penjara para pelaku >>>

 

Para pelaku akhirnya dijebloskan ke penjara. Dalam proses hukumnya, mereka akhirnya divonis bersalah oleh Pengadilan Negeri Cirebon pada 2017.

Sebanyak tujuh pelaku yakni Rivaldi Aditya Wardana, Eko Ramadhani, Hadi Saputra, Jaya, Eka Sandi, Sudirman dan Supriyanto divonis hukuman penjara seumur hidup. Mereka terbukti bersalah dalam dakwaan primer yakni Pasal 340 KUHP tentang Pembunuhan Berencana dan Pasal 81 UU Perlindungan Anak.

Selain itu, satu pelaku lainnya yakni Saka Tala, divonis delapan tahun penjara. Vonis ini diberikan lantaran terdakwa saat itu dikategorikan sebagai anak berhadapan dengan hukum.

Tiga pelaku masih buron

Meski sudah ada delapan pelaku yang divonis penjara, namun ternyata masih ada tiga pelaku lain yang masih berkeliaran. Dalam dakwaan untuk terdakwa Rivaldi Aditya Wardana dan Eko Ramadhani, terungkap ada tiga nama pelaku yang masuk daftar buronan yakni Andi, Dani dan Pegi alias Perong.

Kakak Vina yang bernama Marliyana berharap dengan adanya film Vina: Sebelum 7 Hari, kepolisian dapat kembali membuka pengusutan kasus tersebut.

"Harapannya kasusnya bisa dibuka kembali. Sebelum ada film ini, memang harapan keluarga sih yang tiga (pelaku) ini gimana," kata Marliyana.

"Keluarga sudah berusaha ke sana ke sini, tapi mentok. Akhirnya sampai nyerah. Nah sekarang berharap dengan adanya film ini (kasusnya) dibuka lagi," ucap dia.

Marliyana mengaku, sampai saat ini pihak keluarga tidak pernah mengenal dan melihat tiga pelaku tersebut. Mereka pun sudah menanyakan ke pihak kepolisian untuk segera mengusut kembali kasus ini.

"Nanya ke pihak berwenang sudah. Nanya ke para pelaku juga juga sudah. Sampai saya bilang 'tolong kasih tahu foto orangnya kaya gimana, tampangnya seperti apa'," kata Marliyana.

"Sampai sekarang saya nggak tahu pelakunya seperti apa. Orangnya kaya gimana, tinggi atau pendek saya nggak tahu," ucap dia.

"Mencari informasi cukup lama. Sampai pada akhirnya lelah. Karena memang sangat sulit mencari informasi tentang para pelaku itu. Benar-benar sangat sulit," ucap Marliyana.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait