Obat Molnupiravir kini tengah diburu negara-negara dunia. Obat garapan Merck itu diklaim mampu mengurangi risiko gejala berat pasien Covid-19 hingga 50 persen.
Molnupiravir ini tengah dikembangkan perusahaan farmasi Merck bersama dengan perusahaan bioteknologi Ridgeback Biotherapeutics.
Berikut fakta terkait obat Covid-19 Molnupiravir yang dirangkum dari berbagai sumber:
1. Diberikan secara oral
Pemberian Molnupiravir, atau MK-4482/EIDD-2801, dirancang dilakukan dengan mudah. Jika obat perawatan Covid-19 harus diberikan dengan cara disuntik, Molnupiravir diberikan secara oral kepada penderita.
Baca Juga
Inggris Hapus Indonesia dari Daftar Merah Covid-19, Apa Artinya?
2. Cara kerjanya
Molnupiravir bekerja mirip dengan obat antivirus remdesivir. Obat ini bekerja dengan memodifikasi material genetik virus sehingga menyebabkan virus tersebut terhambat dalam menggandakan diri untuk reproduksi.
3. Efek samping
Merck belum menemukan efek samping serius yang dialami relawan saat uji klinis penggunaan Molnupiravir. Relawan umumnya hanya mengeluh sakit kepala ringan saja.
Baca Juga
Kabar Gembira, Penyintas Covid Boleh Vaksin Sebulan Setelah Sembuh
4. Uji klinis
Molnupiravir sudah dilkaukan uji klinis fase 3 terhadap 775 pasien Covid-19 dewasa. Para peserta memiliki penyakit seperti diabetes dan jantung namun tidak perlu dirawat di rumah sakit.
Peserta uji klinis dibagi dua kelompok. Yakni penerima plasebo dan yang mengonsumsi Molnupiravir. Dosisnya pun dibagi tiga yaitu 200 mg, 400 mg, dan 800 mg, serta ada yang diberikan dua kali sehari selama 5 hari.
Hasilnya, 7,3 persen pasien yang menerima Molnupiravir meninggal atau dirawat di rumah sakit. Sementara, 18 persen subyek yang menerima plasebo dirawat di rumah sakit atau meninggal dunia.
Dari fakta di atas, CEO dan Presiden Merck Robert Davis, optimis Molnupiravir mampu berperan penting dalam memerangi virus Covid-19.
"Dengan hasil yang meyakinkan ini, kami optimis bahwa molnupiravir dapat menjadi obat penting sebagai bagian dari upaya global untuk memerangi pandemi dan akan menambah warisan unik Merck dalam memajukan terobosan penyakit menular saat paling dibutuhkan," kata Davis.
Baca Juga
- Polisi Inggris Rilis Foto Predator Seks Asal Indonesia Babak Belur
- Lebih Dulu Nabi Adam Atau Manusia Purba? Ini Jawaban Quraish Shihab
- Polisi Cari Senjata Pelaku Pembunuh Ibu dan Anak di Subang
- Dibanderol Rp15 Jutaan, Ternyata Harga Asli iPhone 13 Pro Cuma Segini
- Mengintip Harta Airlangga Hartarto yang Masuk Daftar Pandora Papers
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News