Berbuka puasa adalah salah satu saat yang dinantikan bagi umat muslim yang berpuasa. Namun, saat berbuka puasa, ada sunnah yang harus dikerjakan yakni membaca doa buka puasa.
Bagi masyrakat Indonesia, doa buka puasa Allahumma laka shumtu, sudah lama dikenal. Namun kini ada doa buka puasa yang disebut lebih sahih yakni Dzahabazh zhoma'u.
Bagaimana penjelasannya, mana yang lebih sahih untuk dibaca saat buka puasa? Berikut penjelaskannya:
1. Doa Buka Puasa Allahumma Laka sumtu
Selama ini kita mengenal doa buka puasa:
Allaahumma lakasumtu wabika aamantu wa'alaa rizqika afthortu birahmatika yaa arhamar-roohimiina.
Artinya: "Ya Allah karena-Mu aku berpuasa, dengan-Mu aku beriman, kepada-Mu aku berserah dan dengan rezeki-Mu aku berbuka (puasa), dengan rahmat-Mu, Ya Allah yang Tuhan Maha Pengasih."
Hal ini sesuai dengan hadis Dari Muadz bin Zuhrah, sebagai berikut:
"... Sesungguhnya Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, apabila berbuka (puasa), beliau mengucapkan, 'Allahumma laka sumtu wa'ala rizqika afthortu' (Ya Allah untuk-Mu-lah aku berpuasa dan atas rezekimu aku berbuka)." (HR. Abu Daud no. 2358)
Namun hadis tersebut dinilai daif alias lemah. Ustaz Adi Hidayat dalam video "Tentang Do'a Berbuka Puasa (Part 2) yang diunggah di kanal YouTube resminya menjelaskan, meski daif belum tentu harus segera ditinggalkan. Ada beberapa hal yang perlu lebih dulu dikaji dari hadis daif tersebut.
"Jadi sekalipun hadisnya dinilai daif, tapi kalau isinya tidak bertentangan dengan nilai akidah, halal-haram, dan dianggap sebagai fadhailul a'mal, keutamaan-keutamaan amal saja-yang jangankan pakai bahasa Arab, pakai bahasa Indonesia pun-itu tidak masalah," jelas Ustaz Adi Hidayat.
2. Doa buka puasa Dzahaba-zh Zama’u
Doa buka puasa lainnya adalah :
Dzahaba-zh Zama’u, Wabtalati-l ‘Uruuqu wa Tsabata-l Ajru, Insyaa Allah
Artinya: “Telah hilang dahaga, urat-urat telah basah, dan telah diraih pahala, insya Allah.”
Doa buka puasa ini sesuai dengan hadis Dari Ibnu Umar radhiallahu ‘anhuma, beliau mengatakan:
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, apabila beliau berbuka, beliau membaca: “Dzahaba-zh Zama’u, Wabtalati-l ‘Uruuqu…” (HR. Abu Daud 2357, Ad-Daruquthni dalam sunannya 2279, Al-Bazzar dalam Al-Musnad 5395, dan Al-Baihaqi dalam As-Shugra 1390. Hadis ini dinilai hasan oleh Al-Albani).
Hadis ini dinilai hadis hasan atau hadis yang bersambung sanadnya. Tingkatan hasan berada di bawah sahih. Isi dari hadis yang tergolong hasan tidak mengandung informasi bohong maupun bertentangan dengan Al-Qur'an dan hadis lainnya. Sehingga, hadis hasan ini aman untuk diamalkan.
Tata cara buka puasa:
- Membaca basmalah sebelum makan kurma atau minum (berbuka).
- Mulai berbuka
- Membaca doa berbuka: Dzahaba-zh Zama’u, Wabtalati-l ‘Uruuqu…dst.
- Membaca doa lainnya
Anjuran membaca doa saat berbuka puasa sangat dianjurkan. Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Ada tiga orang yang doanya tidak ditolak: Pemimpin yang adil, orang yang berpuasa sampai dia berbuka, dan doa orang yang didzalimi, Allah angkat di atas awan pada hari kiamat.”
(HR. At-Tirmidzi 2526, Thabrani dalam Al-Ausath 7111. Syaikh Aqil bin Muhamad Al-Maqthiri mengatakan: Hadis ini statusnya hasan berdasarkan gabungan semua jalurnya. Hadis ini juga dinilai hasan oleh Al-Hafidz Ibnu Hajar dalam Talkhis Al-Habir, 2:96).
Makna tersirat dari hadis menunjukkan bahwa anjuran memperbanyak doa itu terakait dengan kegiatan berbuka.
Artikel lainnya: Tak Hanya di Pasar Benhil, Ini 7 Rekomendasi Surga Takjil di Jakarta
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News