Virus Covid-19 telah bermutasi dalam berbagai varian. Salah satu variannya adalah Delta. Bagaimana gejala varian Delta?
Varian Delta saat ini tak hanya mendominasi kasus Covid di Indonesia, bahkan hingga di penjuru dunia. Varian ini disebut lebih cepat menular dan menyebar, serta banyak menjangkiti usia muda.
Varian Delta atau B1617.2 pertama kali ditemukan di India dan menjadi penyebab meledaknya kasus di negara Bollywood tersebut. Adapun tingkat penularan varian delta tersebut lebih tinggi dibandingkan varian asli virus Corona asal Wuhan, China.
Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, menyatakan, varian Delta ini dapat diprediksi dari rata-rata angka CT value hasil tes swab PCR. Pasien dengan CT value rendah, kemungkinan besar sudah terpapar varian delta.
Budi mencontohkan daerah yang sudah dimasuki varian delta, misalnya, Provinsi Sumatera Barat, rata-rata CT value-nya 8,22. Sebelum varian delta masuk, rata-rata CT yang paling rendah 12,15.
"Dari data itu kami bisa menduga bahwa daerah yang rata-rata CT minimalnya rendah itu kemungkinan sudah dimasuki Delta," ujar Budi dalam konferensi pers daring, Jumat (9/7).
Varian B.1.617.2 ini merupakan tiga dari empat Varian of Concern atau VoC yang telah terdeteksi di Indonesia. Varian baru Covid-19 tersebut dinilai lebih cepat menular dan meningkatkan keparahan risiko terhadap pasien yang terpapar.
"Ciri-cirinya, pasien sembuh lebih cepat, tapi meningkat keparahannya pun lebih cepat, sehingga intervensi therapeutic atau perawatan di rumah sakitnya juga berbeda," ujar Budi Gunadi.
CT value adalah singkatan dari cycle treshold value. Ini merupakan jumlah siklus yang diperlukan pada pemeriksaan sampel sampai virus terdeteksi. Nilai CT ini berbanding terbalik dengan hasilnya.
Jika nilai CT rendah, berarti jumlah virus saat pengambilan sampel semakin banyak. Sebaliknya, jika nilai CT tinggi, berarti jumlah virus saat pengambilan sampel semakin sedikit.
Singkatnya, CT value sering disebut sebagai indikator jika seseorang masih bisa menularkan virus SARS-CoV-2 atau tidak.
Secara umum jika CT di bawah 29 maka orang tersebut dalam status positif kuat, virus dalam jumlah banyak dan mudah menular kepadaa orang sekitarnya. Kemudian jika nilainya antara 30-37 maka sedang. Kondisi ini mengurangi risiko orang tersebut menularkan virus kepada orang lain. Terakhir, jika antara 38-40 artinya tidak terdeteksi adanya RNA virus dan bisa dinyatakan negatif Covid-19.
Adapun sebelumnya, kasus delta hanya bisa dideteksi dari proses whole genome sequencing (WGS), sedangkan laboratorium dengan kelengkapan WGS sangat terbatas. Sehingga, sekuens yang diperiksa pun masih sedikit.
Apa Saja Gejala Varian Delta?
Dokter spesialis paru dari RSUP Persahabatan, dr Riyadi Sutarto Sp P, menyebut setidaknya ada tiga varian berbahaya yang dikonfirmasi ada di Indonesia, yaitu varian Alpha (B117), Beta (B1351), dan Delta (B1617.2).
Ia melanjutkan, varian Alpha pertama kali ditemukan di Inggris dan mulai ditemukan di Indonesia. Pada saat itu, varian Alpha menjadi momok yang menakutkan karena tingkat penyebarannya yang tinggi. Namun, kini muncul varian lebih berbahaya yaitu varian Delta yang berasal dari India.
"Varian Delta tingkat transmisinya paling cepat lebih dari Alpha. Penelitian di inggris menemukan kalau proses transmisinya 60 persen lebih cepat ketimbang varian Alpha. Gejalanya juga lebih berat dan 2,5 kali lebih banyak menyerang usia muda," ujar dr Riyadi dalam siaran langsung di Instagram @radiokesehatan, Selasa, (13/7/2021).
Ia menyebut bahwa varian Delta lebih banyak ditemukan pada masyarakat usia muda. Kondisi ini bisa diperparah jika pasien punya komorbid salah satunya obesitas.
"Anak-anak jarang parah kecuali ada komorbid. Tapi varian Delta ini bisa menimbulkan gejala berat pada usia muda. Paling muda yang saya temui dan meninggal umur 17 tahun itu pun karena ada komorbid obesitas," lanjutnya.
Sementara, Profesor Kedokteran Darurat dan Kesehatan Internasional di John Hopkins University, Dr Bhakti Hansoti, mengatakan, ada beberapa gejala infeksi virus corona varian Delta, yaitu:
- Sakit perut
- Hilangnya selera makan
- Muntah
- Mual
- Nyeri sendi
- Gangguan pendengaran
Sementara itu, Profesor Epidemiologi Genetika di King's College London, Tim Spector, mengatakan, gejala yang timbul akibat infeksi varian Delta seperti flu yang parah.
Ia menyebutkan, ada beberapa gejala yang paling banyak dilaporkan oleh penderita Covid-19 varian Delta, yaitu:
- Sakit kepala
- Sakit tenggorokan
- Pilek
- Demam
Menurut Spector, gejala Covid-19 varian awal seperti batuk dan kehilangan kemampuan penciuman menjadi lebih jarang terjadi. Sementara, pada pasien usia muda yang terinfeksi varian Delta mengalami gejala pilek atau badan terasa tidak enak atau kelelahan.
Gejala infeksi varian Delta pada anak
Kasus infeksi varian Delta juga banyak terjadi pada anak-anak. Dokter Spesialis Patologi Forensik KSM Kesehatan Anak di RS Cipto Mangunkusumo, Prof Dr dr Rismala Dewi SpA(K) mengatakan, infeksi varian Delta menyebabkan gejala yang sangat bervariasi pada anak.
"Gejalanya (gejala Covid-19 pada anak) memang bisa bermacam-macam tidak khas, tidak banyak yang berhubungan dengan gangguan saluran cerna atau pernapasan," ujar Rismala dikutip dari kompas.com.
Ia pun mengelompokkan beberapa contoh gejala virus corona yang umumnya terjadi pada anak akibat infeksi varian Delta.
Gejala terinfeksi varian Delta pada anak adalah:
- Demam
- Diare/mencret
- Batuk
- Pilek
- Muncul ruam pada kulit
Selain beberapa gejala itu, MayoClinic menyebutkan, ada juga beberapa gejala Covid-19 pada anak yang umumnya terjadi, sebagai berikut:
- Demam
- Batuk
- Sakit tenggorokan
- Sulit bernapas
- Kelelahan
- Sakit kepala
- Nyeri otot
- Mual dan muntah
- Diare
- Nafsu makan menurun
- Kehilangan kemampuan mencium bau dan mengecap rasa
- Sakit perut
Jika anak mengalami beberapa gejala Covid-19 seperti yang dijelaskan di atas, Rismala mengimbau kepada orangtua agar tidak memberikan pengobatan sendiri. Ia merekomendasikan untuk segera menghubungi dokter atau fasilitas layanan kesehatan terdekat di sekitar rumah.
Sementara, jika anak belum dipastikan terpapar Covid-19, orangtua bisa menjaga anak agar tidak terjadi indikasi gejala yang lebih buruk lagi.
Cara mencegahnya tertular dari varian Delta adalah dengan melakukan protokol kesehatan yang ketat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News