India tengah dihebohkan dengan merebaknya virus Nipah. Tercatat sudah ada dua kasus kematian yang menimpa warganya.
Kasus virus Nipah dilaporkan banyak terjadi di Distrik Kozhikode di Kerala Utara. Dua kasus kematian terjadi pada 30 Agustus dan awal September.
Pihak otoritas India telah menutup sekolah dan kantor-kantor di sebagian negara bagian yang terdampak virus Nipah. Hal ini dilakukan untuk menghentikan penyebaran virus tersebut.
Apa sih virus Nipah?
Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO menyatakan, infeksi virus Nipah adalah "penyakit zoonosis". Penyakit ini ditularkan dari hewan seperti babi dan kelelawar buah ke manusia.
WHO memasukkan virus Nipah dalam kategori setara bahayanya dengan virus Ebola, Zika, dan Covid-19. Penyakit-penyakit ini digolongkan sebagai penyakit yang harus mendapatkan prioritas penelitian. Sebab, penyakit ini berpotensi menyebabkan epidemi global.
Virus Nipah ini dapat ditularkan melalui makanan yang terkontaminasi dan kontak langsung dengan orang yang terinfeksi. Terutama di India, virus ini diduga berasal dari konsumsi buah-buahan lokal yang terkontaminasi air seni atau liur kelelawar yang terinfeksi Nipah.
Wabah ini terjadi hampir setiap tahun di sejumlah negara Asia seperti Bangladesh dan India.
Gejala Virus Nipah
Virus Nipah ini memiliki gejala seperti demam, sakit kepala, nyeri otot, muntah dan sakit tenggorokan. Hal ini bisa diikuti edngan pusing, mengantuk, kesadaran yang berubah, dan tanda-tanda neurologis yang mengindikasikan radang otak (Ensefalitis) akut.
Meski demikian, gejala-gejala itu beragam dialami oleh tiap penderitanya. Ada yang tidak tampak gejalanya hingga infeksi saluran pernapasan akut (ringan, berat), sampai ensefalitis (pembengkakan otak) yang fatal.
Namun, sejumlah penderita dapat mengalami pneumonia atipikal dan masalah pernapasan yang parah. Ensefalitis dan kejang terjadi pada kasus yang parah, dapat berkembang menjadi koma dalam waktu 24 hingga 48 jam.
Virus Nipah disebut memiliki masa inkubasi antara empat hingga 14 hari. Namun, ada pula kasus dimana masa inkubasi terjadi selama 45 hari.
WHO menyatakan, virus Nipah ini memiliki tingkat kematian 75 persen bagi yang terinfeksi.
Wilayah terkontaminasi virus Nipah
Virus Nipah pernah menjadi momok di Malaysia. Lebih dari 100 orang di Mlaaysia tewas akibat virus tersebut. Hal ini pun menyebabkan tindakan pemusnahan 1 juta ekor babi sebagai upaya menghentikan penyebaran virus tersebut.
Selain Malaysia, virus Nipah juga pernah terjadi di Singapura. Tercatat ada 11 kasus dan 1 kematian yang dialami para pekerja rumah jagal yang berhubungan dengan babi yang diimpor dari Malaysia.
Bangladesh juga menjadi negara yang harus tercemar virus Nipah sejak 2001. Tercatat lebih dari 100 orang meninggal akibat terinfeksi virus Nipah.
Menurut WHO, negara lain yang berpotensi terinfeksi virus Nipah ini adalah Kamboja, Ghana, Indonesia, Madagaskar, Filipina, dan Thailand. Hal ini didasarkan pada temuan kelelawar di negara-negara tersebut sudah ada yang terinfeksi virus tersebut.
Sudah ada vaksinnya?
Sayangnya, hingga kini belum ada vaksin untuk mencegah terinfeksi virus Nipah.
Artikel lainnya: Viral Aksi Kejar-kejaran Polisi dengan Pelaku Tabrak Lari
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News