Cipto Pria Obesitas 200 Kg Asal Tangerang Meninggal Dunia di RSCM

  • Arry
  • 20 Jul 2023 11:43
Cipto Raharjo pria obesitas 200 kg asal Tangerang meninggal dunia(ist/ist)

Cipto Raharjo, pria asal Kecamatan Pinang, Kota Tangerang, yang mengalami obesitas dengan bobot 200 kilogram meninggal dunia. Pria berusia 45 tahun itu mengembuskan napas terakhir saat menjalani perawatan di RSCM.

Kakak kandung Cipto, Ristanto, mengabarkan adiknya meninggal dunia pada Rabu, 19 Juli 2023 sekitar pukul 03.00 WIB.

"Innalillahi wa inna ilaihi rojiun, Cipto meninggal dunia pukul 03.00 WIB," kata Ristanto, Kamis, 20 Juli 2023.

Jenazah Cipto akan dibawa ke kampung halamannya di Tegal, Jawa Tengah. Rencananya, pemakaman akan dilakukan hari ini.

Baca juga
Lagi Kasus Obesitas di Tangerang, Cipto Pria Berbobot 200 Kg Dievakuasi ke RSUD

Cipto menjalani peawatan sejak 4 Juli 2023. Saat itu dia dievakuasi dari rumahnya ke RSUD Tangerang. Kemudian pada 11 Juli, Cipto dirujuk ke RSCM.

    BPBD Kota Tangerang membantu evakuasi Cipto Raharjo pria obesitas 200 kg ke RSUD

Sebanyak delapan dokter spesialis menangani keluhan yang dialami Cipto.

"Yakni dokter spesialis penyakit dalam, paru, gizi klinik, jantung, urologi, kulit, rehabilitasi medis, dan dokter gigi spesialis penyakit mulut," kata Kepala Humas RSUD Kota Tangerang, Fika Khayan.

Kasus Cipto ini menjadi yang kedua kasus obesitas berujung meninggal dunia. Sebelumnya, Muhammad Fajri, warga Tangerang yang memiliki bobot nyaris 300 kg juga meninggal dunia di RSCM.


Alami Sulit Napas dan Berjalan >>>

 

Kepala Humas RSUD Kota Tangerang, Fika Khayan, mengungkapkan kondisi terakhir Cipto Raharjo. Menurutnya, saat tiba pasien kesulitan berjalan.

"Ketika tiba, pasien sudah sulit berjalan tapi masih bisa duduk tidak hanya berbaring," kata Fika.

"Selain itu juga kesulitan untuk bernapas, nyeri pada kedua kaki. Pasien juga merasa kalau ia semakin memberat dalam 3 hari terakhir," ujar Fika.

Menurut Fika, kondisi Cipto sebenarnya sudah menunjukkan kemajuan usai melakukan pemeriksaan penunjang laboratorium dan radiologi.

"Sejauh ini, kondisi pasien pun menunjukkan kemajuan, terutama pada nyeri di bagian kaki karena digunakan untuk mengesot dan menopang berat tubuhnya," kata Fika.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait