Presiden Joko Widodo alias Jokowi mengecek langsung ketersediaan obat terapi Covid di sebuah apotek di Bogor, Jawa Barat. Dia mencari obat seperti Oseltamivir, Azithromycin, vitamin D3, dan Zinc.
Namun, ternyata kedua obat itu sudah dikeluarkan dari daftar obat yang direkomendasikan diberikan untuk pasien Covid-19 sejak 14 Juli 2021. Padahal, sebelumnya kedua obat tersebut direkomendasikan untuk pasien virus corona gejala sedang-ringan yang menjalani isolasi mandiri.
Baca Juga: Jokowi Blusukan Cari Obat Terapi Covid-19
"Ini ada dalam panduan dan riset, yakni tidak diberikan pada kondisi ringan maupun sedang. Sehingga tidak digunakan untuk terapi Covid-19," kata dokter spesialis pulmonologi dan kedokteran respirasi (paru) Rara Diah Handayani, pada 16 Juli 2021.
Keputusan revisi protokol tata laksana Covid-19 itu dikeluarkan oleh lima organisasi profesi dokter di Indonesia.
Lembaga tersebut adalah Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI), Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI), serta Perhimpunan Dokter Anestesiologi dan Terapi Intensif Indonesia (PERDATIN).
Revisi protokol tatalaksana Covid-19 menyatakan Oseltamivir cuma direkomendasikan bagi pasien coronavirus yang diduga juga terinfeksi oleh virus influenza.
Adapun Azithromycin hanya direkomendasikan pada pasien COVID bila ada kecurigaan ko-infeksi (infeksi simultan) dengan mikroorganisme atipikal.
Rara menilai adanya usulan perubahan rekomendasi obat Oseltamivir dan Azithromycin dinilai wajar terjadi, lantaran menyesuaikan perkembangan terkini hasil evaluasi dan bukti klinik penggunaan obat.
Untuk obat Oseltamivir dan Azithromycin yang sekarang masih digunakan untuk terapi rutin, Rara menyarankan agar obat tersebut hanya dikonsumsi jika pasien Covid-19 mengantongi anjuran dokter tidak boleh dibeli dengan bebas.
"Intinya, akan lebih baik jika kita benar-benar berkonsultasi kepada ahli sebelum mendapatkan terapi," terangnya.
Apa itu obat Oseltamivir?
Mengutip Health Navigator, Oseltamivir selama ini digunakan untuk mengobati dan mencegah gejala yang disebabkan virus influenza A dan B.
Obat ini juga dapat mengurangi komplikasi penyakit yang disebabkan oleh virus tersebut, seperti pneumonia (peradangan akibat infeksi paru-paru).
Oseltamivir bekerja dengan menghambat perkembangbiakan virus influenza di dalam tubuh. Obat ini dapat membantu mengurangi gejala akibat flu seperti demam, menggigil, hidung tersumbat, batuk, sakit tenggorokan, pegal-pegal dan kelelahan.
Konsumsi obat tersebut juga bermanfaat mempersingkat waktu pemulihan menjadi 12-24 jam.
Meski efektif dalam mengatasi penyebaran virus influenza A dan B, sebuah penelitian yang dirilis NCBI mengungkapkan Oseltamivir tidak cocok digunakan untuk terapi penanganan Covid-19.
Penelitian menemukan obat ini tidak efektif mengatasi infeksi akibat virus SARS-CoV-2.
Karena itu, revisi protokol tatalaksana Covid-19 menyatakan Oseltamivir hanya digunakan sebagai obat tambahan untuk diberikan pada pasien Covid-19 yang diduga juga terinfeksi virus influenza.
Apa itu antibiotik Azithromycin?
Berdasarkan NHS, Azithromycin merupakan antibiotik yang selama ini digunakan untuk mengobati infeksi pernapasan, infeksi kulit, infeksi hidung dan tenggorokan, penyakit lyme (infeksi bakteri akibat kutu), serta beberapa penyakit menular seksual.
Kendati diklaim memiliki potensi sebagai antivirus dan anti-peradangan, sebuah penelitian yang dirilis The Lancet mengungkapkan Azithromycin tidak efektif mengobati Covid-19 tanpa indikasi tambahan.
Penelitian tersebut juga menyimpulkan bahwa Azithromycin tidak boleh digunakan untuk mengobati pasien Covid-19 lansia tanpa indikasi tambahan.
Konsumsi Azithromycin pada pasien Covid-19 yang tidak memiliki indikasi penyakit tambahan, justru berbahaya. Sebab, dapat meningkatkan resistensi antibiotik di kemudian hari.
Itulah alasan Oseltamivir dan Azithromycin tidak lagi digunakan sebagai obat terapi rutin pasien Covid-19.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News