Sebanyak 28 bocah di Tasikmalaya dan Bekasi, Jawa Barat keracunan usai mengonsumsi chiki ngebul. Camilan yang mengandung cairan nitrogen itu lagi viral di kalangan anak SD.
Dari 28 bocah tersebut, sebanyak 24 anak-anak berasal dari Tasikmalaya. Sedangkan empat anak dari Bekasi.
Berikut kronologi kejadian puluhan bocah keracunan chiki ngebul:
Kejadian di Kabupaten Tasikmalaya 15 November 2022
Sejumlah siswa jajan chiki ngebul di SDN Ciawang, Kaupaten Tasikmalaya. Chiki dan kental manis yang digunakan tidak dijelakan mereknya. Sementara cairan nitrogennya menggunakan merek YDS-10.
Baca juga
Bahaya Mengintai Penggemar Es Krim Asap, Sudah Jatuh Korban
Usai mengonsumsi chiki ngebul itu, sejumlah siswa mulai mengeluh pusing, mual, sesak, dan muntah darah. Dan jumlahnya terus bertambah banyak hingga pukul 09.00 WIB.
Warga di sekitar sekolah kemudian langsung membawa siswa-siswa tersebut ke UGD Puskesmas Leuwisari.
"Rata-rata keluhan pertama mengeluh pusing, mual, sesak, dan muntah darah," demikian tulis keterangan tertulis.
Total ada 24 siswa yang mengalami keracunan. Dari jumlah itu, sebanyak 16 siswa mengalai gejala ringan, 7 siswa bergejala sedang, dan satu siswa bergejala berat. Siswa yang bergejala berat kemudian dirujuk ke RS SMC Tasikmalaya.
Kejadian di Bekasi 21 Desember 2022
Perstiwa keracunan chiki ngebul juga terjadi di Kota Bekasi, Jawa Barat. Hal ini bermula saat seorang anak berinisial A pergi ke pasar malam bersama keluarga dan dua temannya. Di pasar malam itu, mereka membeli chiki ngebul dan camilan itu baru dimakan di rumah.
Bocah berinisial A itu diketahui memakan chiki ngebul paling banyak dibanding kakak dan dua temannya.
"Setelah habis makanan chiki ngebul miliknya, A juga menghabiskan chiki ngebul punya temannya yang tinggal sedikit lagi," tulis keterangan itu.
Usai menghabiskan chiki ngebulnya, sekitar 15 menit kemudian A menjerit kesakitan di bagian perutnya. Dan pada pukul 20.00 WIB, bocah itu kemudian dibawa ke UGD RS Haji Jakarta. Sedangkan kakak dan dua temannya mengalami jgejala ringan.
A bahkan harus menjalani operasi usai pemeriksaan laboratorium. A didiagnosis mengalami Peritonitis Umum ec Perforasi Gaster alias radang pada usunya. Operasi dilakukan pada 22 Desember.
Setelah menjalani perawatan selama 5 hari, A akhirnya diperbolehkan pulang.
Imbauan Kemenkes >>>
Imbauan Kementerian Kesehatan
Kementerian Kesehatan mengimbau kepada orang tua agar memberikan makanan sehat bagi anak-anaknya. Sehingga harus berhati-hati memberikan camilan kepada anak.
"Orang tua untuk hati-hati dalam memberikan pangan bagi anaknya. Terutama karena anak-anak ini masih dalam pertumbuhan sehingga makanan sehat bergizi lebih diutamakan daripada jajanan," kata Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dr Siti Nadia Tarmizi dalam keterangannya.
"Juga edukasi orang tua bahwa pemberian makanan kepada anak-anak sebaiknya yang bergizi dan diolah dengan cara yang standar. Tidak jajan sembarangan," kata Nadia.
Nadia menyatakan, saat ini 28 anak yang keracunan chiki ngebul itu sudah kembali pulih.
"Semua sehat karena ini yang di Tasikmalaya kejadian November dan yang di Bekasi, 21 Desember kemarin semua sudah sehat," kata Nadia.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Tangerang dr Dini Anggraeni mengungkapkan bahaya nitrogen cair lewat chiki ngebul bisa merusak organ internal.
"Adapun risiko bahaya nitrogen cair apabila bersentuhan dengan tubuh, yaitu bisa menyebabkan kerusakan termal yang parah pada kulit, mata, maupun organ. Namun, tingkat keparahan cedera tergantung pada durasi dan area kontak,” kata Dini dalam keterangan resminya.
“Misalnya, hal ini dapat terjadi jika seseorang menahan makanan berlapis nitrogen cair di mulutnya terlalu lama, atau jika camilan menempel di gusinya. Dengan itu, ada baiknya lebih waspada dengan pilihan jajanan yang ingin dikonsumsi sang anak,” ujarnya.
“Lebih baik lagi, orang tua untuk lebih rajin mengolah makanan atau minuman sendiri di rumah untuk anak-anak sehingga, apa yang dikonsumsi sang anak lebih pasti secara kebersihan dan kandungannya," ujarnya.
"Pada dasarnya chiki ngebul atau makanan apa pun, masyarakat Kota Tangerang harus lebih meningkatkan kewaspadaan dengan semua jajanan di luar. Jangan tergiur warna atau tampilan semata,” kata Dini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News