Ustaz Yusuf Mansur mengklaim pernah menjadi komisaris Grab dalam sebuah ceramah yang videonya viral di media sosial. Pengakuan itu pun kini dibantah pihak manajemen Grab Indonesia.
Head, Corporate and Policy Communications Grab Indonesia , Dewi Nuraini menegaskan, pengakuan Ustaz yusuf Mansur soal pernah menjadi komisaris Grab adalah tidak benar.
"Bersama ini kami tegaskan bahwa informasi tersebut tidak benar. Ustaz Yusuf Mansur tidak pernah terdaftar menjadi Dewan Komisaris Grab Holdings Limited (NASDAQ:GRAB)," kata Dewi dalam keterangan tertulisnya, Jumat, 7 Oktober 2022.
Dewi menjelaskan, susunan organisasi Grab Holdings bisa dilihat langsung di laman resmi Grab yakni di https://investors.grab.com/corporate-governance/board-of-directors.
Baca juga
Yusuf Mansur Bikin Heboh Lagi, Kini Ngaku Jadi Komisaris Grab
"Tidak pernah ada penunjukkan Yusuf Mansur sebagai komisaris," tegasnya.
Pengakuan Yusuf Mansur soal menjadi komisaris Grab viral di media sosial. Saat itu UYM tengah berceramah di suatu tempat.
"Orang ngomong unicorn, unicorn, unicorn. Saya lihat hari ini Grab dimana-mana pasang decacorn. Decacorn itu ten corn, 10 kali. Unicorn itu US$ 1 miliar, kalau decacorn itu US$ 10 miliar, 140 triliun (Rupiah) kira-kira," kata Yusuf Mansur.
"Nah yang hari ini, yang sudah South East Asia itu Grab. Selamat buat Grab. Saya komisaris di sana. Lho iya, gue diem aja digaji," sebut Yusuf Mansur.
"Karena Grab mempersilakan saya belajar dan saya juga nawaitu-nya itu belajar. Ketika saya tanda tangan, mengiyakan menjadi komisaris Grab, dengan izin Allah, saya cuma mau belajar," kata Yusuf Mansur.
Selanjutnya Penjelasan Lengkap Ustaz Yusuf Mansur >>>
Ustaz Yusuf Mansur memberikan penjelaskan terkait dengan pengakuannya menjadi komisaris Grab. Berikut penjelasan lengkap UYM:
Bismillahirrahmanirrahim, memang kawan-kawan dalam tanda petik yang selalu mencari-cari kesalahan, kekurangan saya itu luar biasa dalam upayanya mencari apa yang bisa dikorek karena saya orang yang terbuka, apa aja saya omongin, apa aja saya sampain, apa aja saya kemudian cebur-ceburin ke sosmed, dari dulu, dari jaman Twitter.
Maka ceramah-ceramah lama berpotensi bisa dibelokkin sana, dibelokkin sini. Nah pada saat saya bicara tentang komisaris Grab memang demikian adanya, silakan dikonfirmasi saja ke Grab, tapi pada masa itu lho ya, pada masa di mana Grab memang sedang penjajakan dan dalam penjajakan dulu ngebeli PayTren, berinvestasi di PayTren.
Hubungan saya baik sekali dengan Grab di mana saat itu saling bantu, Grab juga waktu itu ada ya kerikil-kerikil kecil namanya juga usaha pasti ada. Saya ikut turun ke lapangan baik itu di Surabaya, Palembang, Jakarta dan di masa-masa itu lah kemudian saya tandatangan semacam surat perjanjian, ada hak dan kewajiban saya menjadi komisaris. Saya misalkan paginya tuh tandatangan, siangnya saya ceramah, ya saya omongin itu atau misalkan hari ini saya dapat informasi berita atau rezeki tentang A, maka besoknya saya cerita, seperti itu lah saya cerita ke masyarakat, ke jamaah, dalam keadaan gembira memuji Grab yang sudah masuk hitungan decacorn dan betapa bangganya saya juga masuk ke ekosistem Grab.
Saya bahkan sudah bertemu dengan orang-orang Grab, para pimpinan dan lain sebagainya, muter ceramah atau kemudian diskusi, hingga kemudian komisaris itu berubah jadi advisor. Memang tidak lama, judulnya memang buat belajar, buat saling mengenal tapi itu resmi bukan ngaku-ngaku.
Di sana juga masih ada orang lama seperti Mas Ridzki misalnya, itu pimpinan Grab tahu persis. Nggak lah kita nggak ngada-ngada, ngapain ngada-ngada. Tapi peristiwa 2000 berapa itu ya, terus dibawa ke 2022, ditambah saya nggak pernah komen apa-apa juga, nggak pernah balas apa-apa, nggak pernah klarifikasi ini, nggak pernah klarifikasi itu, yasudah.
Sesungguhnya saya juga menikmati sih kesalahpahaman orang-orang yang diproduksi dari potongan-potongan video yang dipotong, ya nikmati, berharap ada ampunan Allah di sana, ada kenaikan derajat, ada pembersihan jiwa, hati, pikiran kotoran saya, kan dengan begitu saya dibersihin sama Allah kan, gitu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News