Saturasi oksigen menjadi salah satu topik pembicaraan penting di masa pandemi Covid-19. Sebab, banyak penderita Covid-19 yang kerap mengalami penurunan saturasi oksigen tanpa disadari. Mereka pun akhirnya meninggal dunia akibat sesak nafas.
Apa sih sebenarnya istilah saturasi oksigen itu? Dan berapa saturasi oksigen yang normal?
Dikutip dari laman Alodokter, Kamis, 22 Juli 2021,
Saturasi oksigen merupakan nilai yang menunjukkan kadar oksigen di dalam darah. Nilai ini sangat berpengaruh terhadap berbagai fungsi organ dan jaringan tubuh.
Cara mengetahui nilai saturasi oksigen dapat dilakukan dengan 2 cara. Yakni dengan analisis gas darah (AGD) atau menggunakan alat oximeter.
Analisis gas darah adalah metode pengukuran saturasi oksigen yang dilakukan dengan cara mengambil sampel darah dari pembuluh darah arteri. Hasil analisis gas darah sangat akurat, karena pengukurannya dilakukan di rumah sakit dan dikerjakan oleh tenaga medis profesional.
Sementara itu, oximeter adalah alat pengukur saturasi oksigen yang berbentuk klip. Pengukurannya dilakukan dengan cara menjepitkan oximeter pada jari tangan. Saturasi oksigen kemudian akan diukur berdasarkan jumlah cahaya yang dipantulkan oleh sinar inframerah, yang dikirim ke pembuluh darah kapiler.
Hasil pengukuran saturasi oksigen yang dilakukan dengan analisis gas darah ditunjukkan dengan istilah PaO2 (tekanan parsial oksigen).
Berbeda dengan analisis gas darah, pengukuran saturasi oksigen dengan oximeter bisa dilakukan sendiri dengan mudah di rumah. Oximeter bahkan kini direkomendasikan oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO) untuk dimiliki di setiap rumah guna mengukur nilai saturasi oksigen secara berkala.
Sementara itu, hasil pengukuran saturasi oksigen dengan menggunakan oximeter ditunjukkan dengan istilah SpO2.
Cara membaca hasil pengukuran saturasi oksigen:
Saturasi oksigen normal
Berikut adalah nilai saturasi oksigen normal pada orang dengan kondisi paru-paru yang sehat atau tidak memiliki kondisi medis tertentu:
Analisis gas darah (PaO2): 80–100 mmHg
Oximeter (SpO2): 95–100%
Sementara itu, pada orang yang memang memiliki penyakit paru-paru, seperti PPOK, nilai saturasi oksigen normalnya bisa berbeda, tergantung pada kondisi dan penyakit yang dideritanya. Misalnya, orang dengan PPOK berat mungkin akan diminta oleh dokter untuk mempertahankan saturasi oksigen normalnya pada nilai SpO2 88–92%.
Saturasi oksigen rendah
Berikut adalah kriteria nilai saturasi oksigen rendah atau di bawah normal:
Analisis gas darah (PaO2): di bawah 80 mmHg
Oximeter (SpO2): di bawah 94%
Orang yang memiliki saturasi oksigen rendah atau hipoksemia bisa merasakan berbagai gejala, seperti nyeri dada, sesak napas, batuk, sakit kepala, detak jantung cepat, kebingungan, dan kulit membiru.
Kendati demikian, orang yang mengalami hipoksemia juga bisa tidak merasakan gejala apa pun. Kondisi ini yang disebut dengan happy hypoxia ini bisa terjadi pasien COVID-19.
Hipoksemia, baik yang menimbulkan gejala maupun tidak, bisa menganggu kerja organ dan jaringan tubuh. Bila dibiarkan, hal ini dapat menyebabkan kerusakan pada organ vital, seperti jantung, otak, dan ginjal, dan berisiko menyebabkan komplikasi yang berbahaya.
Saturasi oksigen tinggi
Pada orang yang sehat, kadar saturasi oksigennya terkadang bisa tinggi. Namun, umumnya kondisi saturasi oksigen tinggi lebih sering ditemukan pada orang yang mendapat terapi oksigen, baik dengan selang atau masker oksigen maupun pada pasien yang mendapatkan bantuan pernapasan lewat mesin ventilator.
Untuk mendeteksi saturasi oksigen yang terlalu tinggi, ini hanya bisa dilakukan dengan menggunakan pemeriksaan analisis gas darah, yakni dengan hasil PaO2 di atas 120mmHg.
Demikian pembahasan mengenai saturasi oksigen normal, rendah, dan tinggi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News