Misteri Pendaki Tersesat di Pasar Jin Gunung Bawakaraeng

  • Arry
  • 19 Agt 2021 19:02
Gunung Bawakaraeng(Lontar/Lontar.id)

Tiga pendaki meninggal dunia saat mendaki Gunung Bawakaraeng di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan. Tak hanya itu, ratusan pendaki lainnya yang nekat mendaki saat HUT ke-76 RI terjebak badai.

Tiga pendaki yang meninggal dunia itu diduga mengalami hipotermia. Sedangkan ratusan pendaki Gunung Bawakaraeng, yang berada di puncak disebut terperangkap badai. Tim SAR menyebut badai terjadi selama dua hari dua malam di puncak gunung.

Gunung yang tingginya sekitar 2.845 mdpl dari permukaan laut ini juga menjadi arena pendakian. Namun, sudah banyak menelan korban.

Terlepas dari peristiwa di atas, Gunung Bawakaraeng memang menyimpan misteri.

Baca Juga:
Mengenal Vaksin Moderna, Fakta yang Wajib Diketahui Sebelum Disuntik

Bawakaraeng bagi masyarakat sekitar memiliki arti tersendiri. Bawa artinya Mulut, Karaeng artinya Tuhan. Jadi Gunung Bawakaraeng diartikan sebagai Gunung Mulut Tuhan.Penganut sinkretisme di wilayah sekitar gunung ini meyakini Gunung Bawakaraeng sebagai tempat pertemuan para wali.

Selain itu, sejumlah pendaki juga pernah menemui hal mistis seperti adanya pasar jin dan munculnya Noni cantik.

Pasar jin itu terletak di tengah hutan antara Gunung Bawakaraeng dan Gunung Lompobattang di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan (Sulsel).

Oleh pendaki, pasar ini disebut dengan julukan Pasar Anjaya dan Pasar Jin. Meski dianggap menyeramkan, jika dilihat dari kejauhan hanya terlihat tanah lapang dikelilingi pepohonan yang rimbun.

Baca Juga:
Sudah Damai, Oknum TNI Halangi Ambulans Bawa Bayi Kritis Tetap Ditahan

“Pasar Jin itu tanah lapang yang ada di tengah hutan Gunung Bawakaraeng, ada banyak cerita mistis di situ,” ungkap salah satu pendaki yang mengaku pernah melewati Pasar Anjaya, Andi Yusuf, seperti dikutip dari Liputan6.com.

Banyak pendaki mempercayai di Pasar Anjaya terdapat mitos larangan untuk membangun tenda di sekitar lokasi pasar yang berada di kaki Gunung Bawakaraeng itu. Jika ada yang melanggar, maka pendaki tersebut akan mengalami hal-hal aneh.

“Ceritanya selalu sama dari para pendaki yang berbeda, jika nekat mendirikan tenda dan menginap di sana, pasti kita akan mendengar suara riuh keramaian seperti di tengah pasar, tapi pas kita buka tenda tidak ada apa-apa,” terang Yusuf.

Munculnya Hantu Noni Cantik >>>

 

Terdapat legenda lain di Gunung Bawakaraeng selain Pasar Jin, yakni tentang arwah gentayangan sosok perempuan berparas cantik bernama Noni. Hampir seluruh penduduk kampung di kaki gunung itu, yaitu Kampung Lembanna, mempercayai mitos Si Noni sering menampakkan diri pada bulan purnama.

Mereka menyarankan jangan mendaki atau keluar dari tenda saat bulan purnama, angin yang tak berhembus kencang, dan terdapat suara lolongan anjing di gunung itu.

“Karena bisa bertemu tiba-tiba dengan Noni yang kerao menampakkan diri,” ungkap Pandi.

Ia mendapatkan legenda tersebut saat menginap di salah satu rumah penduduk Desa Lembanna, sebelum esok harinya mendaki untuk mengikuti upacara 17 Agustus di Gunung Bawakaraeng.

Menurut warga setempat, dahulunya saat Noni masih hidup sering mendaki Gunung Bawakaraeng dengan kekasihnya. Hampir setiap pekan ia mendaki, pada sekitar tahun 1970-1980-an. Karena seringnya ia mendaki, Noni sangat akrab dengan warga.

Baca Juga:
Ternyata Ini Maksud Kaesang Unggah 'Saya Siap untuk RI 1'

Suatu hari, tiba-tiba Noni turun dari gunung itu dan menuju ke pemukiman penduduk dengan wajah pucat, sesekali melotot, dan berdiam diri. Padahal sebelumnya Noni merupakan seorang yang periang dan ramah.

“Noni yang dilihat itu baru diketahui ternyata adalah arwahnya yang gentayangan. Itu diketahui setelah beberapa hari kemudian penduduk yang mencari kayu di dalam kawasan hutan gunung mendapati tubuh Noni tergantung di dahan besar pohon, tepatnya di Pos 3 Gunung Bawakaraeng,” terang Pandi.

Hingga kini, penyebab kematian noni tidak ada yang mengetahuinya. Bahkan cerita penyebab meninggalnya Noni yang didengar para pendaki pun beragam. Mulai dari gantung diri pada dahan pohon yang besar, hingga anggapan ia dibunuh dan badannya digantung di dahan pohon besar supaya tak dimakan hewan buas.

“Namun bagi saya cerita mistis tentang Noni hanya sebagai mitos yang berkembang di mana sampai detik ini tak diketahui siapa sebernarnya Noni dan di mana kuburannya,” terang Pandi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait