Dinas Kesehatan Jawa Timur mengungkapkan temuan 114 kasus suspek Hepatitis Akut Misterius. Jumlah ini tercatat tersebar di 18 kabupaten dan kota di Jatim hingga 4 Mei 2022.
Kepala Dinas Kesehatan Jawa Timur, dokter Erwin Astha Triyono, menjelaskan, temuan ini didasarkan pada data Sistem Kewaspadaan Dini dan Respons (SKDR). Dari data itu disebutkan ada peningkatan kasus suspek hepatitis akut misterius pada tiga pekan terakhir.
"Usia umum tidak hanya di bawah 16 tapi juga di atasnya," kata dokter Erwin dalam keterangan tertulisnya, Kamis, 5 Mei 2022.
"Ada kecenderungan naik terus, sehingga antisipasi perlu dilakukan segera," ujarnya.
Baca Juga
Hepatitis Misterius Bikin 3 Anak di Jakarta Meninggal, Benarkah Terkait Vaksin Covid?
Menurutnya, Dinkes Jatim kini terus berkoordinasi dengan pemerintah kabupaten maupun kota di Jatim untuk menekan penyebaran hepatitis akut misterius yang belum diketahui penyebabnya ini.
"Dinkes Jatim juga terus melakukan promosi kesehatan melalui media KIE agar masyarakat dapat memahami gejala hepatitis akut tersebut," katanya.
Dokter Erwin pun berharap seluruh fasilitas pelayanan kesehatan di Jatim untuk siap dan sigap melaporkan bila ditemukan kasus Hepatitis Akut di wilayahnya. Hal ini agar dapat dilakukan penanganan segera.
"Segera melaporkan ke Dirjen P2P Kemenkes RI melalui Dinkes Jatim jika menemukan kasus sesuai dengan gejala hepatitis akut yang tidak diketahui penyebabnya untuk dilakukan penyelidikan epidemiologi lebih lanjut," katanya.
Selanjutnya 3 anak di Jakarta meninggal dunia akibat Hepatitis Akut Misterius >>>
Kementerian Kesehatan telah mengonfirmasi kasus Hepatitis Akut Misterius telah masuk ke Indonesia. Sebanyak tiga pasien anak meninggal dunia akibat penyakit itu.
Juru Bicara Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi, menjelaskan, tiga pasien anak itu dirawat di RSUPN Dr Ciptomangunkusumi Jakarta. Ketiga pasien ini meninggal dalam kurun dua minggu hingga 30 April.
Ketiga pasien yang merupakan rujukan dari rumah sakit yang berada di Jakarta Timur dan Jakarta Barat, memiliki gejala mual, muntah, diare berat, demam, kuning, kejang dan penurunan kesadaran.
“Selama masa investigasi, kami mengimbau masyarakat untuk berhati-hati dan tetap tenang," kata Siti Nadia, dalam keterangan tertulisnya dikutip Selasa, 3 Mei 2022.
"Lakukan tindakan pencegahan seperti mencuci tangan, memastikan makanan dalam keadaan matang dan bersih, tidak bergantian alat makan, menghindari kontak dengan orang sakit serta tetap melaksanakan protokol kesehatan,” lanjutnya.
Siti Nadia menegaskan, bawa anak Anda segera ke dokter jika memiliki gejala kuning, sakit perut, muntah-muntah dan diare mendadak, buang air kecil berwarna teh tua, buang air besar berwarna pucat, kejang, hingga penurunan kesadaran.
Penyakit hepatitis akut misterius ini pertama kali menyerang anak-anak di Inggris pada 5 April 2022. Saat itu ada 10 kasus Hepatitis Akut yang Tidak Diketahui Etiologinya (Acute Hepatitis of Unknown aetiology ) pada anak-anak usia 11 bulan-5 tahun pada periode Januari hingga Maret 2022 di Skotlandia Tengah.
Hepatitis akut misterius ini kemudian menyebar dan tercatat sudah lebih dari 170 kasus yang dilaporkan oleh lebih dari 12 negara.
Badan Kesehatan Dunia alias WHO sudah menyatakan Hepatitis akut miterius ini sebagai kejadian luar biasa atau KLB.
Hepatitis akut misterius ini umumnya menyerang anak usia 1 bulan sampai dengan 16 tahun. Tujuh belas anak di antaranya (10%) memerlukan transplantasi hati, dan 1 kasus dilaporkan meninggal.
Gejala klinis pada kasus yang teridentifikasi adalah hepatitis akut dengan peningkatan enzim hati, sindrom jaundice (Penyakit Kuning) akut, dan gejala gastrointestinal (nyeri abdomen, diare dan muntah-muntah). Sebagian besar kasus tidak ditemukan adanya gejala demam.
Penyebab dari penyakit tersebut masih belum diketahui. Pemeriksaan laboratorium di luar negeri telah dilakukan dan virus hepatitis tipe A, B, C, D dan E tidak ditemukan sebagai penyebab dari penyakit tersebut.
Adenovirus terdeteksi pada 74 kasus di luar negeri yang setelah dilakukan tes molekuler, teridentifikasi sebagai F type 41. SARS-CoV-2 ditemukan pada 20 kasus, sedangkan 19 kasus terdeteksi adanya ko-infeksi SARS-CoV-2 dan adenovirus.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News