Pawang hujan menjadi salah satu fenomena di Indonesia. Keahliannya banyak disebut dapat memodifikasi cuaca.
Bagaimana pandangannya dalam Islam?
Ustaz Khalid Basalamah pernah mengungkapkan soal adanya fenomena pawang hujan. Menurutnya, kaum muslimin sebaiknya tidak berhubungan dengan pawang hujan.
"Ini dukun, penyihir. Jangan dipanggil. Taruh telur di belakang rumah, taruh keris, taruh segala supaya enggak hujan. Buat jin yang jaga. Untuk apa? Ada acara, hujan. Biarin, akhi. Rahmat dari Allah Subhanahu wa ta'ala," kata Ustadz Khalid Basalamah dalam tayangan di kanal YouTube Belajar Mengenal Islam & Sunah.
Baca juga
Tak Perlu Pawang, Nabi Muhammad SAW Contohkan Cara Ini Untuk Alihkan Hujan
Menurutnya, dalam ajaran Islam, menggunakan jasa pawang hujan adalah haram hukumnya. Dosanya dinilai besar.
"Pasang tenda, masuk ke ruangan. Kalau hujan lebat, tunda hari lain. Jangan dipanggil pawang hujan. Ini dukun. Enggak boleh sama sekali, haram dalam Islam," jelas Ustaz Khalid.
Ustaz Khalid menjelaskan, walaupun pawang tersebut memakai bacaan Alquran jangan dipercaya. Hendaknya umat muslim memasrahkan keadaan pada Allah SWT.
"Walaupun mereka pakai bacaan-bacaan Alquran ya, jangan dipercaya. Paling sedikit itu tanam telur, taruh apalah batu kerikil sekian banyak, dan segala macam. Kurafat semuanya," ujarnya.
Baca Juga
Ini Gaji Rara Jadi Pawang Hujan di MotoGP Mandalika 2022
Dalam Islam ada ibadah untuk memohon agar hujan dihentikan maupun meminta hujan.
Doa Agar Hujan Berhenti
Dalam hadis Bukhari dan Muslim, Nabi Muhammad pernah berdoa agar hujan berhenti dan dialihkan ke wilayah yang membutuhkan curahan air dari langit.
"Allaahumma hawaalainaa wa laa ‘alainaa, allahumma ‘alal aakaami wadh dhiroobi, wa buthuunil audiyati, wa manaabitisy syajari."
Artinya:
"Ya Allah berilah hujan di sekitar kami, jangan kepada kami. Ya Allah berilah hujan ke dataran tinggi, beberapa anak bukit, perut lembah dan beberapa tanah yang menumbuhkan pepohonan."
Selanjutnya doa agar hujan tidak jadi musibah >>>
Selain doa agar hujan berhenti, umat Muslim juga dapat membaca doa agar hujan tidak jadi musibah. Hal ini seperti tercantum dalam hadis Abu Daud dan Tirmidzi dan Utsman bin Affan ra.
Berikut doanya:
“Bismillahirrahmanirahim. Bismillahilladzi la yadhurru ma’asmihi syaiun fillardhi wala fissamai wahuwassami’ul ‘alim.”
Artinya:
Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Dengan menyebut nama Allah sebab nama-Nya tidak ada sesuatu pun di bumi maupun di langit yang dapat membahayakan (mendatangkan mudarat), dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
Namun jika hujan turun, sebaiknya kita berdoa terlebih dahulu sebagai wujud rasa syukur atas limpahan rezeki dari Allah.
Berikut ini doa saat hujan turun:
”Allahumma shoyyiban nafi’an”
Artinya: Ya Allah turunkanlah pada kami hujan yang bermanfaat. (HR. Bukhari no. 1032).
Baca Juga
Fenomena Alam Aneh, Hujan Hanya Guyur Satu Mobil Saja di Cikarang
Selain itu, ada juga doa-doa untuk memohon agar hujan turun. Ada beberapa doa yang biasa dipanjatkan Nabi Muhammad SAW:
1. Doa turun hujan versi pertama
Allahummasqinaa ghaitsam mughiitsam marii-am marii'an naafi'an ghaira dharrin 'aajilan ghaira aajil
Artinya: "Ya Allah, berilah kami hujan yang merata, menyegarkan tubuh, menyubutkan tanaman, bermanfaat, dan tidak membahayakan. Kami mohon hujan secepatnya, tidak ditunda-tunda," (HR Abu Dawud).
2. Doa turun hujan versi kedua
Allahumma agitsnaa, allahumma agitsnaa, allahumma agitsnaa
Artinya: "Ya Allah, berilah kami hujan. Ya Allah, berilah kami hujan. Ya Allah, berilah kami hujan,"
3. Doa turun hujan versi ketiga
Allahummasqi 'ibaadaka wa bahaa-imika wansyur rohmataka wa ahyi baladakal mayyit
Artinya: "Ya Allah, berilah hujan kepada hamba-hambaMu, hewan ternak, berilah rahmatMu dengan merata, dan suburkan bumiMu yang tandus."
Doa-doa tersebut, menurut Ustaz Enjang Burhanudin Yusuf dalam bukunya berjudul Panduan Lengkap Shalat, Doa, Zikir & Shalawat, dianjurkan dibaca sebanyak-banyaknya usai melaksanakan sholat Istsqa atau sholat meminta hujan.
"Barangsiapa yang mengatakan, 'Kita diberi hujan karena karunia dan rahmat Allah', maka orang itu beriman kepadaKu (Allah SWT) dan tidak beriman kepada bintang-bintang. Sebaliknya orang yang berkata, 'Kita diberi hujan oleh binatang ini atau bintang itu', maka orang tersebut kafir terhadapKu (Allah SWT) dan beriman kepada bintang-bintang," (HR Muslim).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News