Kota Madinnah adalah kota istimewa bagi Umat Islam. Dahulu, Madinnah dikenal sebagai Kota Yatsrib.
Di masa Nabi Muhammad Shallallahu Alaih Wasallam, Madinnah diadikan sebagai kota untuk hijrah. Dan di sana pula, Islam berkembang sangat pesat. Madinnah pun memiliki julukan sebagai Haramain atau dua kota suci selain Mekkah.
Berdasarkan hadits Rasulullah Shallallahu Alaih Wasallam, disebutkan bahwa Madinnah memiliki kelebihan. Yakni kota yang terlindung dari segala wabah.
عÙÙ٠أÙبÙÙ ÙÙرÙÙÙرÙØ©Ù ÙÙاÙ٠رÙسÙÙÙ٠اÙÙÙÙ - صÙ٠اÙÙ٠عÙÙÙ ÙسÙÙ
-: «Ø£ÙÙ
ÙرÙت٠بÙÙÙرÙÙÙة٠تÙØ£ÙÙÙ٠اÙÙÙÙرÙÙØ ÙÙÙÙÙÙÙÙÙÙ ÙÙØ«ÙرÙبÙØ ÙÙÙÙÙ٠اÙÙÙ
ÙدÙÙÙÙØ©ÙØ ØªÙÙÙÙÙ٠اÙÙÙÙاس٠ÙÙÙ
Ùا ÙÙÙÙÙÙ٠اÙÙÙÙÙر٠خÙبÙث٠اÙÙØÙدÙÙدÙ
Dari Abu Hurairah RA berkata, Rasulullah SAW bersabda: "Aku diperintahkan (untuk berhijrah) ke suatu tempat yang daya tariknya lebih dominan daripada tempat-tempat lain, yaitu kota Madinah, kota ini membersihkan manusia (yang jahat) sebagaimana alat tempa besi yang membersihkan karat besi." (HR Bukhari).
Penjelasan ini juga dijelaskan dari riwayat lain dalam hadits Nabi.
Dari Jabir bin Abdullah Assilmi, berkata bahwa seorang arab badui berbaiat kepada Rasulullah SAW untuk Islam, lantas si arab badui terkena demam di Madinah, sehingga dia menemui Rasulullah SAW, dan berkata, "Wahai Rasulullah, tolong batalkanlah baiatku." Namun Rasulullah enggan. Kemudian dia mendatangi beliau lagi dan berkata, "Tolong batalkanlah baiatku!" Namun Rasulullah tetap enggan. Kemudian dia datang lagi untuk kali ketiga dan berkata, "Tolong batalkanlah baiatku." Namun Rasulullah menolak, lantas Rasulullah SAW bersabda: "Madinah itu bagaikan mesin tungku api, ia membersihkan karat-karat (besi) dan menyaring yang baik-baik saja." (HR Bukhari).
Dalam hadits Zaid bin Tsabit diriwayatkan juga bahwa Rasulullah SAW berkata:
Ø¥ÙÙÙÙÙÙا Ø·ÙÙÙبÙØ©Ù ÙÙØ¥ÙÙÙÙÙÙا تÙÙÙÙÙ٠اÙÙØ®ÙبÙØ«Ù ÙÙÙ Ùا تÙÙÙÙÙ٠اÙÙÙÙار٠خÙبÙث٠اÙÙÙÙضÙÙØ©Ù
"Itu (madinah) baik dan itu menghilangkan kejahatan seperti api menghilangkan karatnya emas."
Dalam riwayat Muslim Nabi Muhammad SAW juga menjelaskan madinah adalah kota yang mensucikan.
جÙابÙر٠بÙÙ٠سÙÙ ÙرÙØ©ÙØ ÙÙاÙÙ: سÙÙ ÙعÙت٠رÙسÙÙÙ٠اÙÙÙÙ - صÙ٠اÙÙ٠عÙÙÙ ÙسÙÙ – ÙÙÙÙÙÙ٠إÙ٠اÙÙÙ٠تÙعÙاÙÙ٠سÙÙ ÙÙ٠اÙÙÙ ÙدÙÙÙÙØ©Ù Ø·ÙابÙØ©Ù
Dari Zabir bjn Samuroh berkata: "Saya mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya Allah Ta'ala telah menamai Madinah dengan 'Thabah' (baik)."
Muncul pertanyaan, apakah keistimewaan Madinah berupa kekebalan dari wabah ini berlaku hanya pada masa Rasulullah? Ada tiga pendapat. Pendapat pertama, keistimewaan ini hanya berlaku pada masa Nabi, sebagaimana dikatakan Al Qadhi Al Iyadh.
Kedua, berlaku pada akhir zaman. Ini disebutkan Imam An Nawai. Rasulullah bersabda:
Madinah akan membuang keburukannya, sebagaimana semburan api menghilangkan karat besi.” (HR Muslim dari Abu HUrairah RA).
Ketiga, gabungan dua pendapat. Berlaku pada masa Nabi dan era sekarang. Pendapat ini disampaikan Ibnu Hajar Al Asqalani dalam Al-Fath Al-Bary dalam Bab Keutamaan Madinah.
Tampaknya, pendapat Ibnu Hajar ini lebih kuat, karena memang sejarah mencatat semasa Nabi Muhammad SAW tidak pernah terjadi wabah apapun yang mematikan di Madinah.
Apakah hal tersebut masih berlaku sampai saat ini? Terutama di era pandemi Covid-19?
Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan Arab Saudi, total kasus positif per Rabu (14/7), sebanyak 24.946 di Madinah. Tetapi angka kesembuhannya sangat besar yaitu 24.447, sementara meninggal dunia sebanyak 273.
Angka positif baru hanya 15, sementara total kesembuhan sebanyak 24 kasus sembuh, dan meninggal satu orang.
Dengan angka itu, apakah Madinah masih menjadi kota yang terlindungi dari wabah, seperti pada masa Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam?
Wallahu a’lam bis shawab.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News