Teh merupakan salah satu minuman yang sering dikonsumsi sehari-hari. Teh tidak hanya digemari orang dewasa. Anak-anak pun juga senang dengan minuman tersebut.
Produk teh kini juga telah beragam. Mulai teh celup, teh bubuk, hingga teh kemasan botol atau kotak. Anak-anak biasanya gemar dengan teh kemasan ini, karena rasanya yang manis.
Kini muncul pertanyaan, apakah anak-anak khususnya balita aman jika mengonsumsi teh. Dr.Cut Nurul Hafifah,Sp.A dari Ikatan Dokter Anak Indonesia memberikan 5 saran untuk orang tua sebelum memberikan teh untuk anaknya.
Mengutip laman IDAI, berikut 5 pertimbangan dari IDAI:
1. Teh dapat mencegah berbagai penyakit
Teh bermanfaat untuk mencegah kanker, diabetes, dan penyakit jantung. Penelitian tahun 2013 menyebutkan bahwa konsumsi teh hijau dan teh hitam dapat menurunkan kadar kolesterol sehingga menurukan risiko timbulnya penyakit jantung. Teh mengandung polyphenol yang bersifat anti-oksidan dan anti-radang yang berperan sebagai anti-kanker.
Meski demikian kebanyakan penelitian tentang manfaat teh dengan kesehatan dilakukan pada orang dewasa. Manfaat teh pada anak masih belum jelas.
2. Teh mengandung stimulan dan bersifat diuretik
Teh mengandung sekitar 3 persen kafein, theobromine, dan teofilin yang semuanya merupakan suatu stimulan. Akibat efek stimulan ini, teh bisa membuat anak anda menjadi “hiperaktif”. Apabila anak anda cukup aktif atau sulit tidur, hindari memberikan teh pada anak anda.
Kafein yang terkandung dalam teh juga bersifat diuretik, artinya tubuh akan lebih banyak mengeluarkan air seni setelah minum teh. Jangan cemas bila anak anda lebih sering buang air kecil setelah minum teh.
3. Teh tidak mengandung zat gizi
Seringkali setelah anak minum teh, anak akan merasa kenyang dan tidak mau makan. Padahal teh tidak mengandung zat gizi makro, seperti karbohidrat, protein, dan lemak, serta hanya sedikit sekali mengandung mineral. Hal ini bisa merugikan bagi anak-anak yang membutuhkan zat gizi lengkap untuk bisa tumbuh dan berkembang.
4. Teh kemasan seringkali mengandung tinggi gula
Teh dalam kemasan biasanya telah ditambahkan gula yang cukup banyak. Satu botol teh isi 250 ml mengandung gula tambahan sekitar 20 g. World Health Oganization (WHO) menyarankan asupan gula tambahan sebanyak 10 persen dari total kalori.
Sebagai ilustrasi, seorang anak berusia 5 tahun yang memiliki berat badan ideal 18 kg boleh mendapat gula tambahan sekitar 45 g per hari. Bayangkan berapa banyak gula yang dikonsumsi anak anda bila minum teh kemasan tiga kali sehari. Teh dalam kemasan yang banyak mengandung gula tambahan ini merupakan salah satu minuman yang dikaitkan dengan meningkatnya kejadian obesitas pada anak.
5. Teh menghambat penyerapan zat besi
Konsumsi teh dalam jumlah banyak saat makan dapat menyebabkan kekurangan zat besi. Es teh manis seringkali dihidangkan sebagai minuman pendamping saat makan. Hal ini sebaiknya dihindari karena polyphenol dan fitat yang terkandung dalam teh menghambat penyerapan zat besi. Akibatnya tubuh kekurangan asupan zat besi yang dapat menyebabkan anemia atau kurang darah.
"Secara umum, sebetulnya teh tidak berbahaya bagi anak anda, tetapi manfaat konsumsi teh secara rutin pada anak belum terbukti," kata Cut Nurul.
IDAI menyarankan, anda tetap dapat memberikan teh sebagai minuman bagi anak anda dengan memperhatikan jumlah dan saat pemberian, yatu di antara waktu makan dalam jumlah yang tidak berlebihan.
Artikel lainnya: Cerita Naomi 2 Malam Hilang di Gunung Slamet, Misteri Burung Kecil Penunjuk Jalan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News