Studi: Antibodi Sinovac Turun Setelah 6 Bulan, AstraZeneca Campur Pfizer Bentuk Antibodi 6X

  • Arry
  • 27 Jul 2021 10:44
Vaksin Covid-19(Johaehn/pixabay)

Peneliti China dan Korea Selatan menguji efektivitas vaksin Covid-19. Vaksin-vaksin yang diteliti adalah Sinovac, AstraZeneca, dan Pfizer.

Berdasarkan studi dari peneliti China, ditemukan fakta antibodi yang dipicu oleh vaksin Covid-19 Sinovac menurun di bawah ambang batas utama sekitar enam bulan setelah dosis kedua. Sehingga, dibutuhkan vaksinasi ketiga yang diyakini akan kembali memperkuat antibodi.

Seperti dilansir dari CNA, penurunan antibodi ini dialami sebagian besar penerima vaksin Sinovac.

Peneliti China melaporkan temuan itu dari studi sampel darah dari orang dewasa sehat berusia antara 18 hingga 59 tahun dalam sebuah makalah yang diterbitkan pada hari Minggu (25 Juli). Temuan itu, belum ditinjau oleh rekan sejawat.

Untuk peserta yang menerima dua dosis, dua atau empat minggu terpisah, hanya 16,9 persen dan 35,2 persen masing-masing masih memiliki tingkat antibodi penawar di atas ambang batas enam bulan setelah dosis kedua, kata makalah itu.

Pembacaan hasil tersebut didasarkan pada data dari dua kelompok yang melibatkan lebih dari 50 peserta masing-masing, sementara penelitian memberikan dosis ketiga dengan total 540 peserta.

Ketika peserta dalam beberapa kelompok diberi dosis ketiga, sekitar enam bulan setelah yang kedua, tingkat antibodi naik 28 hari berikutnya sekitar tiga hingga lima kali lipat dari empat minggu setelah dosis kedua, penelitian menunjukkan.

Studi ini dilakukan oleh para peneliti di otoritas pengendalian penyakit di provinsi Jiangsu, Sinovac, dan institusi Tiongkok lainnya.

Para peneliti memperingatkan bahwa penelitian ini tidak menguji efek antibodi terhadap varian yang lebih menular, dan bahwa penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menilai durasi antibodi setelah suntikan ketiga.

Selanjutnya >>> Efektivitas antibodi campuran AstraZeneca dan Pfizer

 

Temuan Campuran AstraZeneca dan Pfizer

Sementara itu, peneliti Korea Selatan tengah menguji efektivitas dosis campuran antara vaksin AstraZeneca dan Pfizer. Uji coba digelar untuk menguji apakah vaksin dosis campuran lebih efektif dibanding dosis penuh vaksin AstraZeneca.

Hasilnya dosis pertama vaksin AstraZeneca dan dosis kedua Pfizer bila diberikan bertahap, hasilnya akan membentuk antibodi enam kali lebih tinggi dibanding dosis penuh AstraZeneca.

Studi di Korsel itu melibatkan 600 tenaga kesehatan. Sebanyak 100 orang menerima vaksin dosis campur, demikian dikutip dari Reuters.

Sementara 200 lainnya mendapat dosis penuh vaksin Pfizer. Sisanya, yaitu 100 nakes menerima dosis penuh AstraZeneca.

Seluruh penerima vaksin memperlihatkan kemunculan penatralisir antibodi, yang bisa mencegah virus masuk ke sel.

Namun, antibodi yang tercipta pada penerima vaksin campur dan dosis penuh Pfizer lebih tinggi dibanding AstraZeneca.

Penelitian di Korsel ini memperkuat uji coba serupa yang dilakukan di Inggris bulan lalu.

Penelitian di Korsel dilakukan saat beberapa negara merencanakan untuk mencampur dosis vaksin. Akan tetapi, meski hasil baik, studi memperlihatkan hasil lebih efektif bakal tercipta jika vaksin AstraZeneca diberikan sebagai dosis satu dan Pfizer pada dosis kedua bukan sebaliknya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait