Komika Babe Cabita meninggal dunia pada Selasa, 9 April 2024. Sosok bernama asli Priya Prayogha Pratama itu mengembuskan napas terakhir di RS Mayapada, Lebak Bulus, Jakarta Selatan, pukul 06.38 WIB.
Sebelum meninggal dunia, Babe Cabita mengakui mengidap penyakit langka anemia aplastik. Bahkan pada 2023, Babe sempat dirawat di rumah sakit selama dua minggu. Dia juga harus istirahat dari pekerjaan selama tiga bulan sejak Juni 2023.
Beberapa waktu lalu, Babe sempat menceritakan penyakit anemia aplastik yang dia idapnya itu. Menurutnya, penyakit itu membuat tubuhnya lemas dan tak berdaya. Padahal, mulanya dia hanya mengira sakit karena kelelahan saja.
Baca juga
Innalillahi, Komika Babe Cabita Meninggal Dunia di Usia 34 Tahun
"Aku tuh pertamanya aku ngerasa pusing," ujar Babe Cabita pada 7 September 2023.
Menurut Babe, penyakt yang diidapnya berbeda dengan penyakit anemia biasa. "Kalau anemia biasa kan yang kekurangan darah itu darah merahnya kan bukan darah putih. Nah kalau aku ini semua," ujarnya.
Tak hanya itu, tulang sumsumnya pun ternyata juga sudah tidak dapat memproduksi darah. "Jadi kan tulang sumsum itu fungsinya untuk memproduksi darah, nah tulang sumsum aku itu rusak jadinya nggak bisa menghasilkan darah," jelasnya.
Babe Cabita rencananya dimakamkan pada siang hari ini di TPU Cirendeu, Ciputat Timur, Tangerang Selatan.
Apa itu penyakit Anemia Aplastik?
Mengutip mayoclinic, Anemia aplastik adalah suatu kondisi saat tubuh Anda berhenti memproduksi cukup sel darah baru. Kondisi ini membuat Anda lelah dan lebih rentan terhadap infeksi serta pendarahan yang tidak terkontrol.
Selanjutnya >>>
Kondisi ini adalah langka dan serius. Penyakit anemia aplastik ini pun dapat berkembang pada usia berapa pun. Ini bisa terjadi secara tiba-tiba, atau bisa juga terjadi secara perlahan dan memburuk seiring berjalannya waktu. Ini bisa ringan atau berat.
Perawatan untuk anemia aplastik mungkin termasuk obat-obatan, transfusi darah atau transplantasi sel induk, yang juga dikenal sebagai transplantasi sumsum tulang.
Gejala
Anemia aplastik tidak memiliki gejala. Jika ada, tanda dan gejalanya bisa meliputi:
- Kelelahan
- Sesak napas
- Detak jantung cepat atau tidak teratur
- Kulit pucat
- Infeksi yang sering atau berkepanjangan
- Memar yang tidak dapat dijelaskan atau mudah terjadi
- Mimisan dan gusi berdarah
- Pendarahan berkepanjangan akibat luka
- Ruam kulit
- Pusing
- Sakit kepala
- Demam
Anemia aplastik bisa bersifat jangka pendek, atau bisa menjadi kronis. Ini bisa menjadi parah dan bahkan berakibat fatal.
Penyebab
Penyebab penyakit anemia aplastik ini adalah sistem kekebalan tubuh yang menyerang sel induk di sumsum tulang Anda. Faktor lain yang dapat melukai sumsum tulang dan mempengaruhi produksi sel darah antara lain:
- Perawatan radiasi dan kemoterapi. Meskipun terapi melawan kanker ini membunuh sel kanker, terapi ini juga dapat merusak sel sehat, termasuk sel induk di sumsum tulang. Anemia aplastik dapat menjadi efek samping sementara dari pengobatan ini.
- Paparan bahan kimia beracun. Bahan kimia beracun, seperti yang digunakan dalam pestisida dan insektisida, serta benzena, bahan dalam bensin, telah dikaitkan dengan anemia aplastik. Jenis anemia ini mungkin membaik jika Anda menghindari paparan berulang terhadap bahan kimia yang menyebabkan penyakit Anda.
- Penggunaan obat-obatan tertentu. Beberapa obat, seperti yang digunakan untuk mengobati rheumatoid arthritis dan beberapa antibiotik, dapat menyebabkan anemia aplastik.
- Gangguan autoimun. Gangguan autoimun, di mana sistem kekebalan Anda menyerang sel-sel sehat, mungkin melibatkan sel induk di sumsum tulang Anda.
- Infeksi virus. Infeksi virus yang mempengaruhi sumsum tulang dapat berperan dalam perkembangan anemia aplastik. Virus yang dikaitkan dengan anemia aplastik termasuk hepatitis, Epstein-Barr, cytomegalovirus, parvovirus B19 dan HIV.
- Kehamilan. Sistem kekebalan Anda mungkin menyerang sumsum tulang Anda selama kehamilan.
- Faktor yang tidak diketahui. Dalam banyak kasus, dokter tidak dapat mengidentifikasi penyebab anemia aplastik (anemia aplastik idiopatik).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News