Muncul Gunung Baru di Tengah Sawah Usai Gempa M 6,5 Tuban, Ini Kata Badan Geologi
- Arry
- 26 Maret 2024 14:55
Heboh munculnya gunung baru di tengah sawah di Dusun Medang, Sendangrejo, Kecamatan Ngaringan, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah. Gunung itu muncul usai Gempa 6,5 Magnitudo di Tuban, Jawa Timur, pada Jumat 22 Maret 2024.
Kemunculan gunung baru ini sebelumnya viral di sejumlah media sosial. Kepala Desa Grobogan, Eko Setyawan, menjelaskan, gundukan itu muncul beberapa jam setelah gempa susulan berkekuatan 6,5 Magnitudo terjadi.
"Tadi pukul 16.00 WIB lumpur muntah dan melimpas. Saat ada gempa besar pasti muntah. Ibarat mangkok yang digoyang-goyangkan pasti tumpah," kata Eko.
Eko menjelaskan, limpahan lumpur asin tersebut beraroma belerang dan telah meluber sejauh 100 meter dengan kedalaman 15 sentimeter. Luapan lumpur tersebut berhenti sekitar pukul 21.00 WIB.
Baca juga
Gempa Kembali Guncang Tuban, Kini Lebih Besar Magnitudo 6,5, Terasa Hingga Jakarta
Badan Geologi Kementerian ESDM menjelaskan fenomena munculnya gunung baru atau Bledug Kramesan sudah terjadi sejak lama dan dijumpai pada beberapa naskah dari kerajaan-kerajaan di Jawa.
Bledug Kramesan memiliki ketinggian 25 meter dari permukaan tanah dan jarak dari Bledug Kuwu sekitar 3,4 km. Bledug-bledug itu disebut material dari mud diapir yang lolos ke permukaan melalui rekahan-rekahan maupun struktur sesar.
"Fenomena terjadinya Bledug Kramesan di daerah Grobogan bukanlah suatu fenomena yang luar biasa. Apalagi tidak jauh dari situ terdapat Bledug Kuwu yang secara umum sudah diketahui oleh publik sebagai fenomena mud volcano (gunung lumpur) yang sudah berlangsung selama puluhan tahun," kata Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM Muhammad Wafid dalam keterangan tertulis, Selasa, 26 Maret 2024.
Wafid mejnelaskan, fenomena Bledug Kramesan ini termasuk dalam Pati Through yang memungkinkan diendapkannya sedimen secara cepat dan tebal.
Baca juga
Gempa 6,1 M Guncang Wilayah Tuban Jawa Timur, BMKG: Tak Berpotensi Tsunami
"Batuan yang diendapkan pada zona ini setelah mengalami burial dan kompresi akan membentuk mud diapir yang terdiri atas material halus unconsolidated. Dimana material halus tersebut dapat lolos ke permukaan melalui rekahan-rekahan dan struktur geologi yang ada," jelas Wafid.
"Secara struktur geologi, bledug terletak pada area yang tidak padat patahan dan kelurusan karena sifatnya yang plastis."
"Sehingga pada daerah mud diapir tidak terindikasi adanya kelurusan patahan, namun terdapat struktur geologi berupa antiklin dengan sumbu relatif Barat Daya-Timur Laut," jelasnya.
Badan Geologi pun meminta masyarakat di sekitar area Bledug Kuwu dan Bledug Kramesan tidak panik dan tidak mempercayai berita-berita yang tidak jelas. Badan Geologi pun masih memonitor perkembangan fenomena alam ini.
Artikel lainnya: Kapan Malam Lailatul Qadar 2024 Tiba? Ini Perkiraan Versi Muhammadiyah dan Kemenag