Kisah Raket Kayu dengan Senar Pancing Milik Apriyani Rahayu Sang Juara Olimpiade
- Arry
- 4 Agustus 2021 06:35
Nama Apriyani Rahayu dan Greysia Polii tengah dielu-elukan usai mereka meraih medali emas Olimpiade Tokyo 2020. Mereka pun kini menjadi pemegang rekor ganda putri bulutangkis pertama Indonesia yang meraih medali emas olimpiade.
Namun, di balik kesuksesan itu, ada jalan terjal yang harus mereka lalui. Terutama yang dialami Apriyani Rahayu.
Apriyani lahir di Desa Lawulo, Kecamatan Anggaberi, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara (Sultra) pada 29 April 1998. Apriyani, si bungsu dari empat bersaudara itu merupakan buah hati dari pasangan Ameruddin Pora dan Siti Jauhar (almarhum).
Gairah Apriyani bermain bulutangkis ternyata sudah terlihat dari usia tiga tahun. Hal ini seperti yang diceritakan ayah Apriyani, Ameruddin Pora.
Dilansir dari Antara, Ameruddin bercerita, anaknya mulai memegang raket pada usia tiga tahun, usia yang terbilang sangat muda.
Ketika sang ayah melihat anaknya mulai senang bermain bulu tangkis, hati sang ayah terketuk untuk membuatkan raket meskipun dari kayu dengan senar pancing.
Di masa kecilnya, kondisi perekomonian keluarga yang pas-pasan membuat Apriyani Rahayu harus berlatih bulu tangkis dengan alat yang sekadarnya.
Meski terlihat sangat sederhana, namun anaknya tidak mempermasalahkan raket buatan sang ayah, bahkan Apriyani kecil menikmati permainan dengan raket buah tangan ayahnya.
Tak jarang, ketika senar raket milik Apriyani kecil putus, sang ayah bergerak cepat menyambung dan merajut kembali senar raket itu. Di sela rajutan senar raket sang ayah terselip doa agar anaknya kelak menjadi pemain profesional.
Baca Juga: Bermodal Rp200 Ribu Masuk Pelatnas, Apriyani Kini Gondol Miliaran Rupiah
Melihat anaknya semakin gemar bermain bulu tangkis, Ameruddin kemudian berinisiatif membuatkan sebuah lapangan di belakang rumah mereka. Di lapangan itu, Apriyani bermain bersama teman-teman sebayanya.
Tak disangka, usaha dan dorongan orang tua membuahkan hasil bagi Apriyani.
Ameruddin mengaku sangat bangga bisa memiliki putri yang mengharumkan nama bangsa dan telah mengukir sejarah bahwa putri daerah Kabupaten Konawe bersama rekannya Greysia Polii yang juga berdarah Minahasa Sulawesi Utara, menjadi juara Olimpiade Tokyo 2020.