Merah Putih Diganti Bendera PBSI di Thomas Cup, Taufik Hidayat Sentil Menpora

  • Arry
  • 18 Oktober 2021 13:53
Bendera PBSI dikibarkan saat Indonesia menerima trofi Thomas Cup 2020(tangkapan layar/vidiocom)

Legenda bulutangkis, Taufik Hidayat, mengucapkan selamat kepada tim Thomas Cup Indonesia yang sudah membawa pulang kembali trofi Thomas Cup.

"Selamat Piala Thomas kembali ke Indonesia. Terima kasih atas kerja kerasnya team Bulutangkis indonesia," tulis Taufik Hidayat di akun Instagramnya, dikutip Newscast.id, Senin, 18 Oktober 2021.

Namun, Taufik juga mengaku aneh saat melihat tidak ada bendera Merah Putih di podium saat penyerahan trofi Thomas Cup.

"Tapi ada yang aneh bendera merah putih gak ada? Di ganti dengan bendera PBSI," ujarnya.

"Ada apa dengan LADI dan pemerintah kita? Khususnya Menpora KONI dan KOI? Kerjamu selama ini ngapain aja? Bikin malu negara indonesia aja," tegasnya.

"Jangan ngarep jadi Tuan rumah Olympic atau Piala Dunia. Urusan kecil saja gak bisa beres. Kacau dunia olahraga ini," ujarnya.

Indonesia menjadi juara Thomas Cup usai mengalahkan China 3-0. Ini trofi Thomas Cup pertama Indonesia usai puasa gelar selama 19 tahun.

Soal dilarangnya bendera Merah Putih berkibar sudah diberitahukan sehari sebelum partai final. Larangan ini sebagai imbas dari sanksi yang dijatuhi Badan Anti-Doping Dunia, WADA, pada Jumat (8/10).

KOI Kecewa

Ketua NOC Indonesia atau Komite Olimpiade Indonesia (KOI), Raja Sapta Oktohari, menyayangkan sanksi WADA ini sehingga membuat bendera Merah Putih dilarang berkibar saat tim bulutangkis Indonesia menjadi juara Thomas Cup.

“Saya sebagai Ketua Komite Olimpiade Indonesia bangga dengan penampilan Tim Thomas kita, tetapi juga sekaligus sangat kecewa dan sedih karena seremoni medali dengan bendera PBSI," kata Raja Sapta Oktohari, dalam keterangan tertulisnya.

"Bayangkan, 19 tahun Indonesia mendambakan membawa pulang Piala Thomas ke Tanah Air, tetapi saat juara justru bendera Merah Putih tidak bisa ditampilkan. Saya bersyukur Indonesia Raya masih dapat berkumandang,” lanjut Okto.

Baca Juga
Disanksi WADA, RI Tak Boleh Gelar Turnamen dan Kibarkan Merah Putih

Okto pun meminta agar Lembaga Anti-Doping Indonesia atau LADI bertanggung jawab atas peristiwa ini.

“Sanksi yang diberlakukan untuk Indonesia memang di luar ranah kerja NOC Indonesia. Untuk itu, saya meminta LADI agar segera dapat memenuhi tanggung jawabnya yang mungkin masih tertunda kepada WADA sembari melakukan pendekatan agar Indonesia bisa segera terbebas dari sanksi,” ujar Okto.

“Sanksi ini menjadi bukti bahwa berkompetisi di kancah internasional tidak bisa sembarangan karena ada aturan yang harus dipenuhi. Oleh karena itu, NOC Indonesia selalu kampanye dan berjuang untuk menempatkan tokoh olahraga Indonesia di Federasi Internasional. Bukan sekadar untuk tahu aturan terbaru, tetapi juga menunjukkan positioning Indonesia di kancah dunia sehingga kita tak cuma jago kandang.”

“Saya berharap LADI bisa menyelesaikan masalah ini secepatnya, sehingga dapat segera terbebas dari sanksi doping yang merugikan Indonesia di ajang Internasional,” ujarnya.

 

Baca Juga

Related Articles

Berita Terpopuler

Berita Pilihan