RI Dilarang Jadi Tuan Rumah Olahraga, Gimana Nasib MotoGP Mandalika?
- Arry
- 8 Oktober 2021 19:19
Indonesia terkena sanksi dari Badan Anti-Doping Dunia atau WADA. Hukumannya, Indonesia dilarang menggelar kompetisi olahraga dunia. Termasuk tidak bisa memakai bendera Merah Putih jika ada atet yang ikut dalam turnamen Internasional.
Hukuman ini dijatuhkan WADA pada Kamis (7/10). WADA menilai Indonesia tidak menerapkan program tes doping yang efektif. Tak hanya Indonesia, WADA juga menghukum Korea Utara dan Thailand atas kasus yang sama.
Hukuman dari tindakan ini, Indonesia bersama Korea Utara dan Thailand dilarang menjadi tuan rumah kompetisi olahraga di tingkat regional, benua, maupun dunia. Hukuman ini berlaku satu tahun.
Lalu bagaimana nasib perhelatan MotoGP dan WSBK di Mandalika?
Hukuman WADA ini tentu saja membuat heboh. Sebab, Indonesia baru saja masuk dalam daftar negara yang akan menggelar MotoGP dan Super Bike pada 2022. Rencananya dua ajang kebut-kebutan itu digelar di Sirkuit Mandalika.
Dengan adanya sanksi ini, tentu membuat tanda tanya bagi perhelatan dua acara tersebut.
Menteri Pemuda dan Olahraga Zainudin Amali optimis Indonesia masih bisa menggelar event internasional.
"Masalah itu muncul kalau kita benar-benar di banned (sanksi sudah dijatuhkan). Kini kita masih dalam proses klarifikasi," kata Menpora Zainudin Amali pada sesi konferensi pers yang digelar secara virtual pada Jumat, 8 Oktober 2021.
"Ini adalah konsekuensi ketidakpatuhan, kita diberikan waktu klarifikasi (oleh WADA). Tetap kita usahakan (masalah teratasi). Kita sudah bersurat (dengan WADA) per hari ini," tambahnya.
Zainudin Amali menjelaskan, kenapa Indonesia dianggap tidak patuh pada WADA dalam mengirimkan sampel doping atlet.
"(Masalahnya) Lebih kepada, pengiriman sampel kita pada tahun 2020. Kita memang merencanakan memberikan sampel (kepada WADA). Tapi kita tidak menyangka, bulan Maret kita terkena COVID-19," kata Menpora.
"Semua tahun, saat itu, tidak ada kegiatan olahraga sama sekali (di Indonesia), sehingga tidak punya sampel. Semua berhenti. Ini yang menyebabkan, tidak terpenuhi sampel itu," lanjutnya.
"Kita sudah bersurat, saat ini PON masih berlangsung. Dari PON inilah kita punya banyak sampel. Jadi bisa terpenuhi," ujar Menpora Amali.