Heboh Film Dirty Vote: Ini Kata Timnas AMIN, TKN Prabowo, Hingga TPN Ganjar-Mahfud
- Arry
- 12 Februari 2024 13:13
Dirty Vote, film garapan Dandhy Laksono membuat heboh. Film dokumenter ini menguak dugaan pelanggaran dan kecurangan Pemilu 2024.
Dokumenter Dirty Vote tayang di akun YouTube Dirty Vote-Full Movie (Official) sejak 11 Februari 2024 pukul 11.11 WIB. Film ini menampilkan tiga ahli hukum tata negara yaitu Bivitri Susanti, Zainal Arifin Mochtar, dan Feri Amsari yang membebberkan kecurangan pemilu.
Kecurangan pemilu yang mereka temukan mulai dari pemekaran wilayah di Papua, penunjukkan 20 Pj kepala daerah, tekanan untuk kepala desa agar mendukung kandidat tertentu, serta penyaluran bantuan sosial atau bansos yang berlebihan.
Film ini pun langsung mendapat komentar dari tiga kubu paslon capres-cawapres peserta Pilpres 2024. Berikut komentar mereka:
1. Timnas AMIN
Tim pemenangan nasional Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar alias Timnas AMIN, mengapresiasi film Dirty Vote. Juru Bicara Timnas AMIN, Iwan Tarigan, menilai film berdurasi 1 jam 57 menit itu akan membuka pengetahuan bagi masyaraat soal politik di Tanah Air.
“Film Dokumenter ini memberikan pendidikan kepada masyarakat bagaimana politisi kotor telah mempermainkan publik hanya untuk kepentingan golongan dan kelompok mereka,” kata Iwan pada Ahad, 11 Februari 2024.
Menurut Iwan, film Dirty Vote itu akan membantu masyaraat melihat bagaomana penguasa bertindak kotor dan tak beretika mempermainkan demokrasi untuk kepentingan pribadi, keluarga, dan kelompoknya.
Kecurangan itu pun diakini tidak didesain dalam satu malam dan sendirian. “Tetapi terencana dengan baik dan butuh waktu yang tidak sebentar dan dana yang sangat besar,” ujar dia.
2. TKN Prabowo-Subianto-Gibran Rakabuming Raka
Berbeda dengan Timnas AMIN, Tim Kampanye Nasional atau TKN Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka menilai film Dirty Vote bernada fitnah.
Wakil TKN Prabowo-Gibran, Habiburokhman, menyatakan, narasi yang disampaikan dalam film Dirty Vote adalah sesuatu bernada fitnah, berisi narasi kebencian, dan tidak ilmiah.
"Namun perlu kami sampaikan, sebagian besar yang disampaikan dalam film adalah sesuatu bernada fitnah, narasi kebencian yang sangat asumtif dan tidak ilmiah." kata Habiburokhman dalam konferensi pers yang disiarkan langsung di chanel YouTube Prabowo Gibran, Ahad, 11 Februari 2024.
Habiburokhman pun menilai, apa yang disampaikan dalam Dirty Vote tidak sesuai dengan fakta di lapangan. Dia juga menilai, film dokumenter itu sengaja sengaja dirilis di masa tenang menjelang Pemilu 2024 karena cara fair untuk bertarung sudah tidak bisa dilakukan.
3. TPN Ganjar-Mahfud
Sementara itu Deputi Hukum Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar Pranowo-Mahfud MD, Todung Mulya Lubis, menilai tiga ahli hukum yang hadir dalam film Dirty Vote itu memiliki reputasi yang baik.
“Banyak hal-hal positif dalam film itu walaupun anda tentu boleh tidak setuju, tapi film ini pendidikan politik yang bagus. Pendidikan politik yang penting bagi masyarakat untuk punya kemelekan memahami dinamika politik di Indonesia,” kata Todung di Media Center Ganjar-Mahfud, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu, 11 Februari 2024.
Todung pun meminta agar tidak ada pihak yang terbawa perasaan usai menonton Dirty Vote. Menurutnya, kritik harus dibayar dengan kritik.
4. Ketua Bawaslu Rahmat Bagja
Badan Pengawas Pemilu atau Bawaslu menegaskan telah bertugas secara benar. Bawaslu mempersilakan jika ada kritik yang masuk terkait penyelenggaraan pemilu.
“Alhamdulillah, silakan kritik kami, proses sedang berjalan kami tidak ingin proses-proses ini dianggap tidak benar,” kata Rahmat di Media Center Bawaslu RI, Jakarta, Minggu, 11 Februari 2024.
“Silakan saja mengkritisi Bawaslu, tak ada masalah selama kami melakukan tugas fungsi sesuai dengan peraturan perundang-undangan,” kata Rahmat.
Artikel lainnya: Viral Chef Juna Juri MasterChef Dimarahi Sopir Truk Gegara Saling Pepet Mobil