25 Sekolah di Jakarta Jadi Klaster, Ratusan Siswa dan Guru Terinfeksi
- Arry
- 23 September 2021 16:01
Sebanyak 25 sekolah di DKI Jakarta menjadi klaster penularan Covid-19. Klaster ini muncul sejak diberlakukannya pertemuan tatap muka pada saat PPKM level 3.
Hal tersebut terungkap dalam survei Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek). Survei diikuti 902 sekolah di Jakarta. Dari 902 sekolah itu, 2,77 persen diketahui adalah sekolah yang menjadi klaster Covid.
Selain itu, Kemendikbudristek juga mencatat, 227 guru dan tenaga pendidikan serta 241 siswa di Jakarta terinfeksi Covid-19.
Baca Juga:
1.296 Sekolah Jadi Klaster Covid-19, Siswa SD Paling Banyak Tertular
Klaster paling banyak ditemukan pada jenjang SMP yakni 6 sekolah, kemudian PAUD sebanyak lima sekolah. Selanjutnya tingkat sekolah dasar terdapat dua sekolah, tingkat SMA ada empat sekolah, SMK ada lima sekolah, dan SLB dua sekolah.
Rinciannya:
- PAUD: 5 sekolah
- SD: 2 sekolah
- SMP: 6 sekolah
- SMA: 4 sekolah
- SMK: 5 sekolah
- SLB: 2 sekolah
Kepala Bidang SMP-SMA Dinas Pendidikan DKI Jakarta, Putoyo, mengaku tengah berkoordinasi dengan Kemendikbudristek terkait survei tersebut.
"Itu yang sedang kami koordinasikan, itu yang isi (survei) siapa aja sih dan kemudian ada disimpulkan seperti itu, cara baca datanya sama seperti itu kan kita juga belum tahu nih," kata Putoyo di Jakarta, Kamis, 23 September 2021.
Baca Juga:
PPKM Diperpanjang 2 Pekan, Anak-anak Boleh Nge-Mal Lagi
Putoyo pun berharap Kemendikbudristek membuka data itu lebih rinci, sekolah mana saja yang menjadi klaster Covid-19 saat belajar tatap muka.
"Datanya di kami untuk 25 sekolah (klaster Covid-19) belum ada rinciannya, datanya belum dapat," kata dia.
Menurut Putoyo, ada dua kemungkinan penularan yang terjadi. Karena belum tentu penularan terjadi saat proses belajar mengajar di sekolah.
"Kalau (yang positif) satu kan belum tentu dari situ (belajar tatap muka), tapi kalau ada beberapa (positif) dan selalu jika ada kayak gitu kita langsung koordinasi dengan Dinkes melalui puskesmas setempat dan langsung dikejar ke mana, karena memang sumber (penularan) bisa jadi bukan dari PTM," ujar dia.
"Kalaupun ada (klaster) nanti langsung kita tangani dengan tepat dan benar sesuai dengan prosedur yang dipunyai Dinkes," ujar dia.
Baca Juga:
- Siapa Iskandar Jamaludin yang Mengaku Raja di Kerajaan Angling Dharma
- Daftar Harga Mobil Toyota Terbaru Setelah Diskon PPnBM 100 Persen
- Kronologi Penangkapan Bupati Kolaka Timur Terkait Suap Dana Hibah
- Catat! Ini Daftar Hari Libur Nasional Tahun 2022
- Isi Surat Terbuka Irjen Napoleon Ungkap Alasan Hajar Muhammad Kece