Motif dan Kronologi Prada DR Bunuh Ayahnya yang Juga Bos Warung Sate di Bekasi
- Arry
- 2 Juli 2023 12:09
Pelaku pembunuhan WCP, bos warung sate Mas Wid sudah terungkap. Dia adalah anaknya sendiri, prajurit TNI Prada DR.
WCP dibunuh Prada DR di warung satenya yang berada di Jalan Pejuang Medan Satria, Kota Bekasi, Jawa Barat. WCP ditusuk berulang kali oleh Prada DR dengan menggunakan pisau sangkur TNI.
Kini Prada DR sudah ditangkap dan ditahan di Detasemen Polisi Militer Jaya 2 Cijantung.
“Penanganan ini juga dilakukan secara gabungan antara Denpom Jaya 2 Cijantung dan Polres Metro Bekasi Kota,” kata Komandan Polisi Militer Kodam Jaya (Danpomdam Jaya) Kolonel CPM Irsyad Hamdie Bey Anwar.
Irsyad mengungkapkan, motif Prada DR membunuh ayahnya dilatarbelakangi rasa kesal karena tak diberi uang. Selain itu, DR juga ternyata sedang menjalani proses pemecatan dari TNI karena desersi.
Baca juga
Bos Warung Sate di Bekasi Tewas Dibunuh, Fakta Terungkap: Pelaku Anaknya Pecatan TNI
Prada DR kemudian terlibat cekcok dengan ayahnya lantaran permintaannya tak ditanggapi. Hingga akhirnya DR nekat menghabisi nyawa ayahnya sendiri di warung sate miliknya.
Irsyad menjelaskan, kasus ini bermula saat DR pulang ke rumah orangtuanya, yang juga menjadi lokasi warung sate Mas Wid.
“Kejadian berawal saat pelaku DR pulang ke rumah orangtuanya tanggal 26 Juni untuk pinjam uang sebagai bekal mencari pekerjaan,” kata Irsyad.
Menurut Irsyad, Prada DR baru melakukan aksinya pada Kamis, 29 Juni. Dia nekat menusuk ayahnya yang sedang tidur di kamar.
“Pukul 06.00 WIB, pelaku masuk dalam kamar korban dan melihat ada sangkur di meja. Pelaku kemudian mengambil sangkur dan menikam korban,” terangnya.
“Korban ditikam tepat di bagian punggung sebanyak lima kali,” jelasnya.
Irsyad menjelaskan, saat ini Pada DR sudah resmi dipecat dari TNI karena perilakunya, yakni membunuh dan desersi.
“Pelaku diberhentikan dengan tidak hormat dari satuannya karena terbukti melakukan pelanggaran berat,” ucap Irsyad.
Artikel lainnya: Disebut Terima Duit Korupsi BTS, Menpora Dito Ariotedjo Diperiksa Kejagung 3 Juli