Siapa Nahel M yang Kematiannya Picu Kerusuhan Massal di Prancis?
- Arry
- 1 Juli 2023 21:09
Kerusuhan massal pecah di berbagai kota di Prancis. Kericuhan ini dipicu kematian Nahel M, remaja berusia 17 tahun di Nanterre, kawasan barat Paris.
Ribuan orang turun ke jalan. Mereka melakukan pembakaran, penjarahan, hingga melakukan sejumlah tindakan kriminal.
Siapa Nahel M yang membuat Prancis mengalami kerusuhan massal?
Nahel adalah remaja berusia 17 tahun yang dibesarkan di Nanterre. Dia bekerja sebagai sopir untuk jasa pengiriman makanan. Selain itu, Nahel juga bermain dalam liga rugby.
Warga Nanterre ternyata sangat mencintai Nahel. Di kota ini, Nahel tinggal bersama ibunya, Mounia. Namun tidak diketahui siapa ayahnya.
Nahel diketahui adalah mahasiswa di perguruan tinggi di Suresnes, tak jauh dari Nanterre. Dia mengambil jurusan ilmu kelistrikan. Meski demikian, catatan pendidikannya kacau. Dia juga kerap absen dari tempat dia kuliah itu.
Baca juga
Kerusuhan Besar Pecah di Prancis, Begini Duduk Perkaranya
Meski demikian, Nahel tak memiliki catatan kriminal. Bahkan dia dikenal baik oleh aparat kepolisian di Nanterre.
Namun, semua itu berubah pada Selasa, 27 Juni 2023 sekitar pukul 09.00 waktu setempat. Nahel ditembak polisi. Dia disebut tidak mematuhi perintah polisi menghentikan mobil Mercedes-Benz yang dia kendarai usai melanggar lalu lintas.
Polisi berusaha mengejar Nahel. Namun, polisi akhirnya melepas tembakan yang menembus dada Nahel. Tembakan ini pun membuat remaja berusia 17 tahun itu tewas tanpa melakukan perlawanan.
"Apa yang akan saya lakukan sekarang?" tanya ibunya.
"Saya mencurahkan segalanya untuk dia. Saya hanya punya satu, saya tidak punya 10 (anak). Dia adalah hidup saya, sahabat saya," katanya.
Pimpinan Partai Sosialis, Olivier Faure, buka suara soal penembakan tersebut. "(Dia) menolak untuk berhenti, tapi bukan berarti Anda diizinkan untuk membunuhnya," ujarnya.
"Semua anak Republik memiliki hak atas keadilan," tambahnya.
Berita kematian Nahel ini pun langsung menyebar luas dan memicu kemarahan publik. Warga di sejumlah kota mulai Paris hingga Marseille turun ke jalan memrotes tindakan kepolisian.
Tak hanya melontarkan protes, mereka juga melakukan kerusuhan hingga penjarahan. Sebanyak 45 ribu polisi pun harus dikerahkan untuk mengamankan situasi.
Kerusuhan yang dipicu kematian Nahel ini mengingatkan banyak orang pada peristiwa tahun 2005 lalu. Saat itu, dua remaja bernama Zyed Benna dan Bouna Traore, disetrum saat mereka melarikan diri dari polisi.
Tindakan itu terjadi usai Zyed dan Bouna menabrak gardu listrik di kota Clichy-sous-Bois, di pinggiran Paris. Dua remaja itu kemudian melarikan diri hingga tewas disetrum polisi.
"Bisa jadi saya, bisa saja adik laki-laki saya," kata seorang remaja Clichy bernama Mohammed kepada situs Prancis Mediapart.
Artikel lainnya: Viral Jalan Rusak di Blitar Ditanami Pohon Pisang, Mirip Ujian SIM C