Polemik Minyak Goreng, Megawati: Apa Ibu-ibu Hanya Goreng, Sampai Rebutan?
- Arry
- 19 Maret 2022 08:36
Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri mengomentari soal polemik minyak goreng yang terjadi di Indonesia.
Megawati mengaku heran dengan fenomena yang ada saat ini dimana ibu-ibu rela antre untuk membeli minyak goreng. Padahal masih banyak cara untuk memasak.
"Saya sampai mengelus dada, bukan urusan masalah nggak ada atau mahalnya minyak goreng, saya sampai mikir, jadi tiap hari ibu-ibu itu apakah hanya menggoreng sampai begitu rebutannya?" kata Megawati dalam webinar "Cegah Stunting untuk Generasi Emas" yang viral di media sosial.
"Apa tidak ada cara untuk merebus, lalu mengukus, atau seperti rujak, apa tidak ada? Itu menu Indonesia, lho. Lha kok njelimet (rumit) gitu," ujarnya.
"Saya emoh (tidak mau). Aku lebih baik masak di rumah, direbus kek, dikukus kek," kata dia.
Baca Juga
Menteri Lutfi Tak Bisa Kontrol Lawan Mafia, Harga Minyak Goreng Dinaikkan
"Nanti dipikirnya saya tidak membantu rakyat kecil. Lho, padahal, ini kebutuhan apa tidak? Sebetulnya ini kan bukan primer sebetulnya, kalau mikirnya kita kreatif," kata Presiden ke-5 RI itu.
Harga minyak goreng mulai bergejolak sejak akhir 2021. Pemerintah sempat mengeluarkan aturan harga eceran tertinggi untuk mengatasi melonjaknya harga minyak goreng.
HET untuk minyak goreng curah ditetapkan Rp 11.500 per liter. Sementara harga minyak goreng kemasan sederhana Rp 13.500 per liter. Sedangkan minyak goreng kemasan premium dibanderol Rp 14.000 per liter.
Baca Juga
Harga Minyak Goreng Curah Jadi Rp14 Ribu per Liter, Harga Minyak Goreng Kemasan Naik?
Kebijakan itu kemudian membuat polemik baru di masyarakat. Minyak goreng di pasaran langsung langka.
Pemerintah pun kemudian menetapkan HET baru untuk minyak goreng curah yang naik menjadi Rp 14.000 per liter. Sedangkan harga minyak goreng kemasan disesuaikan dengan mekanisme pasar.
Kini masalah baru lagi muncul yakni harga minyak goreng langsung melonjak di masyarakat. Harga minyak goreng premium di pasar kini menjadi Rp 24 ribu per liter.
Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammaf Lutfi mengungkapkan, polemik minyak goreng disebabkan adanya permainan mafia. Namun dia mengaku tidak bisa melawan mafia tersebut.
"Ada orang-orang yang tidak sepatutnya mendapatkan hasil dari minyak goreng ini. Misalnya minyak goreng yang seharusnya jadi konsumsi masyarakat masuk ke industri atau diselundupkan ke luar negeri," ujarnya.
"Kami menyampaikan permohonan maaf, Kementerian Perdagangan tidak bisa mengontrol," kata Mendag Lutfi.
Artikel lainnya
- Undian Liga Champions: Chelsea vs Madrid, Benfica vs Liverpool, Man City vs Atletico
- Video Detik-detik Marc Marquez Kecelakaan Saat Latihan Bebas MotoGP Mandalika
- Stafsus Jokowi, Ayu Kartika Dewi Menikah Beda Agama dan Pemberkatan di Katedral
- Rudy Salim Diperiksa Polisi Terkait Indra Kenz, Ini Keterlibatan Rekan Raffi Ahmad
- Marshel Widianto Langgar Ganjil Genap, Foto Bareng Kapolda Tak Jamin Antitilang