Ibu-ibu Protes Pakaian Atlet Voli Wanita di TV, Ini Jawaban KPI
- Arry
- 5 Agustus 2021 15:32
Komisi Penyiaran Indonesia atau KPI menjawab aduan seorang ibu-ibu bernama Siti Musabikha yang komplain terkait tayangan cabang bola voli Olimpiade Tokyo 2020. Ibu tersebut mengeluhkan penampilan pevoli perempuan yang memakai bikini.
Wakil KPI, Mulyo Hadi Purnomo, menyatakan, dia memperkirakan aduan tersebut karena masalah jam tayang siaran.
"Masalahnya ini di jam-jam segitu kan banyak siaran religi ya, biasanya jam 05.00 WIB, siaran religi. Ini digantikan oleh olahraga voli pantai. Kalau siaran religi biasanya tertutup rapat, sementara ini siarannya voli pantai yang terbuka, itu yang mungkin juga menimbulkan tingkat sensitivitas masyarakat menjadi naik, gitu," kata Mulyo, saat dihubungi, Kamis, 5 Agustus 2021.
Dia menambahkan ada standar pakaian yang dikenakan atlet, termasuk atlet voli wanita. Dia mencontohkan pakaian atlet cabang olahraga renang dan sumo juga terbuka.
Pakaian yang dikenakan atlet tersebut, sambungnya, merupakan kelaziman.
"Sebetulnya kan ada cabang yang lain, renang misalnya. Kalau kita lihat lagi, kalau misalnya ada tayangan sumo pakaiannya begitu juga. Memang sudah standar pakaiannya begitu yang lazim dipakai dan resmi digunakan dan diakui organisasinya, ya berarti adanya begitu," tambahnya.
Menurutnya, KPI akan menelusuri terlebih dahulu sebelum bersikap soal aduan tersebut.
"Memang selama ini kan KPI selalu mengambil sikap, lazimnya pakaian yang digunakan di cabang olahraga seperti apa. Itu yang kemudian dipakai. Kami tidak pernah atau meminta itu ada bluring dan sebagainya," tegasnya.
"Makanya kita akan coba teliti dulu untuk kemudian kita ambil sikap. Jadi secara umum, yurisprudensi yang sudah pernah kami tetapkan, kalau itu memang berkaitan siaran olahraga dan itu live, ya kita ikutin kelaziman cara berpakaian yang ada di cabang olahraga tersebut," tutupnya.
Pokok aduan
Siti Musabikha melayangkan protes terkait tayangan pertandingan bola voli Olimpiade Tokyo 2020. Dia menilai tayangan itu terlalu vulgar dan harus disensor atau blur.
"Penayangan Olympic di TV memang baik, namun untuk kategori olahraga volleyball wanita, para pemainnya menggunakan bikini dan hal ini tidak baik untuk disiarkan. Mengingat hal vulgar lainnya saja disensor/diblur, Tapi kenapa yang ini tidak?" kata Siti Musabikha dalam pengaduan yang tercatat di Pojok Aduan di laman resmi KPI itu.
“Apalagi biasanya slot waktu itu dipakai pengajian Mama Dedeh, agak ironi sebenarnya. Banyak cabang Olympic lain (yang lebih santun pakaiannya) yang bisa disiarkan,” komplain Siti.
“Saya harap KPI bisa menegur Indosiar untuk menggantinya dengan tayangan yang lebih layak. Terima kasih banyak,” tutupnya.
Tak hanya tayangan bola voli Olimpiade Tokyo yang diprotes Siti. Dia juga protes soal iklan produk susu pria.
"Yth. KPI, Di mohon untuk melarang iklan produk susu pria L-Men dengan kesan vulgar dan tidak senonoh, serta tidak baik apabila dilihat semua kalangan umur terutama anak-anak dibawah 17 tahun," tulis Siti.
"Iklan tersebut memberi contoh yang tidak baik. Seolah-olah faktor fisik yang paling utama. Tolong dihapuskan saja. Dan apabila L-Men membuat iklan lagi, mohon disensor apakah pantas dilihat anak-anak atau tidak! Bahkan iklan provokatif semacam itu bisa tayang siang bolong dan berulang-ulang," ujar warga Jawa Timur itu.