Isu Plagiarisme Mencuat Dalam Disertasi Menteri Bahlil, Ini Penjelasan 2 Guru Besar
- Arry
- 9 Maret 2025 12:22
Isu plagiarisme mencuat dalam disertasi Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia. Nilai similarity atau kesamaan disertasi Ketum Partai Golkar itu bahkan diklaim mencapai 95 persen.
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, plagiarisme adalah penjiplakan yang melanggar hak cipta. Sedangkan plagiat adalah pengambilan karangan (pendapat dan sebagainya) orang lain dan menjadikannya seolah-olah karangan (pendapat dan sebagainya) sendiri, misalnya menerbitkan karya tulis orang lain atas nama dirinya sendiri.
Aksi plagiat itu pun menyeret nama Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, tempat desertasi diuji. Dua guru besar kini buka suara soal dugaan aksi plagiarisme itu.
Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (UIN Jakarta) Prof. Maila Dinia Husni Rahiem menjelaskan, masalah ini bermula dari seorang mahasiswa doktoral sekaligus dosen di UIN. Dosen itu sempat memeriksa keaslian disertasi Bahlil melalui akun turnitin kampus dan mendapatkan hasil similarity sebesar 13 persen.
Baca juga
UI Minta Bahlil Lahadalia Perbaiki Desertasi dan Minta Maaf
Namun, permasalahan muncul ketika dokumen tersebut tidak segera dihapus dari sistem. Dokumen itu tersimpan dalam repository Turnitin kampus.
Hal ini membuat saat pemeriksaan ulang dilakukan, sistem mendeteksi kesamaan 100 persen karena file tersebut telah terekam sebagai dokumen resmi dalam database Turnitin.
“Kondisi ini memunculkan kesan yang salah bahwa Menteri Bahlil menjiplak karya mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Hal ini terjadi karena disertasi Menteri Bahlil pernah diunggah ke repository turnitin dan dianggap sebagai dokumen terdaftar,” kata Prof Maila dikutip dari laman resmi UIN Jakarta.
Turnitin sendiri adalah layanan berbasis website yang mendeteksi kesamaan teks dalam karya tulis yang biasa digunakan peneliti di dalam dan luar negeri.
Prof. Maila pun menyarankan agar kesalahan tidak terulang, maka pengecekan harus dilakukan dengan pengaturan “no repository”. Sehingga dokumen tidak tersimpan permanen dan tidak memengaruhi hasil pemeriksaan di masa mendatang.
Baca juga
Dewan Guru Besar UI Gelar Rapat Bahas Bahlil yang Lulus S3 Cuma 20 Bulan
“Setelah dilakukan uji resmi, nilai similarity disertasi Menteri Bahlil adalah 13 persen. Nilai ini berada di bawah ambang batas yang diterima untuk disertasi. Dengan demikian, tidak ada indikasi plagiarisme dalam disertasi tersebut,” tegasnya.
Guru Besar Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Islam Bandung (Unisba), Prof. Dedeh Fardiah membenarkan pernyataan Prof. Maila.
Menurutnya, kasus dugaan plagiasi lewat metode pengecekan angka turnitin yang tinggi harus diperiksa lebih mendalam. Sebab, tingginya angka turnitin untuk sebuah naskah tak serta merta bisa disebut plagiat atas naskah orang lain.
"Contohnya, ketika mengirimkan naskah ke sebuah jurnal, tetapi ternyata tidak diterbitkan. Karena itu, naskah dikirim ke jurnal lain. Namun, naskah tersebut sudah tercatat dalam database jurnal pertama. Saat diperiksa melalui Turnitin, jika kita tidak menarik kembali naskah dari jurnal awal, maka ada kemungkinan skor Turnitin menjadi tinggi," ujar Dedeh dalam keterangannya.
Baca juga
Menteri Bahlil Raih Gelar Doktor Usai Kuliah Hanya 20 Bulan, Ini Penjelasan UI
"Naskah yang kita kirimkan ke jurnal tersebut ternyata sudah terekam dalam sistem mereka, meskipun akhirnya tidak diterbitkan," tambahnya.
Prof. Dedeh menjelaskan, kasus serupa juga dapat terjadi pada mahasiswa yang telah menyelesaikan disertasinya dan mengirimnya ke jurnal ilmiah tanpa melakukan parafrase terlebih dahulu.
Jika naskah tersebut diuji ulang di Turnitin, maka sistem akan mendeteksi kesamaan yang tinggi karena dokumen tersebut telah dipublikasikan sebagai disertasi.
“Itu yang disebut auto-plagiarism atau self-plagiarism. Angka similarity pasti tinggi karena sudah terdaftar dalam sistem,” kata Prof. Dedeh.
Artikel lainnya: Potret Prabowo Subianto Terjang Banjir di Babelan Bekasi