Budi Arie Klarifikasi Kasus Judol di Komdigi: T Timses Ganjar-Mahfud, Pramono-Rano
- Arry
- 12 November 2024 14:10
Mantan Menkominfo Budi Arie Setiadi buka suara usai dirinya disorot terlibat dalam kasus judi online yang diduga melibatkan pegawai Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi). Dia menyebut soal pengkhianatan hingga tim sukses.
Budi Arie menjelaskan, saat dia pertama kali dilantik sebagai Menkominfo oleh Presiden Jokowi, salah satu tugas yang diberikan adalah pemberantasan judi online.
Saat itu dia melihat personel di Kominfo untuk memberantas situs judi online masih minim. Sehingga dilakukan perekrutan petugas yang berada di bawah Direktur Pengendalian. Para petugas ini diambil dari non pegawai Kominfo.
Salah satu pihak Kominfo yakni T, yang juga merupakan salah satu tersangka judol, kemudian menawarkan rekannya yakni AK, yang kini juga menjadi tersangka. Menurut T, AK adalah hacker muda NKRI yang merah putih. Dia memiliki kemampuan me-takedown situs judi online 50.000 hingga 100.000 per hari.
Baca juga
Kapolri Tunjuk Gunawan Sadbor Jadi Duta Judi Online
Namun belakangan, T dan AK tidak menjalankan tugasnya men-takedown situs judi online. Mereka justru menjadi sosok yang menjaga situs judi online tetap beroperasi dengan menerima bayaran dengan total miliaran rupiah.
Budi Arie pun menyinggung T juga terafiliasi politik dan merupakan tim sukses paslon di Pilgub Jakarta Pramono Anung dan Rano Karno.
"T dikenal oleh Menteri Budi Arie sebagai aktivis politik dan dekat dengan Menhub. Tidak ada kerja sama apa pun sebelumnya. T kemudian masuk Timses resmi Ganjar Mahfud dan Pramono-Rano, Calon Kepala Daerah Jakarta dari PDI Perjuangan sebagai Ketua Bidang Konten Socmed," kata Budi Arie dalam keterangan yang diterima Newscast.id.
Berikut rilis selengkapnya yang disebar Budi Arie:
- Presiden Jokowi mengangkat Budi Arie Setiadi sebagai MENKOMINFO tanggal 17 Juli 2023 dengan tugas utama antara lain penyelesaian proyek mangkrak BTS 4G dan Pemberantasan Judol sesuai TUPOKSI Kominfo.
- Mengenai pemberantasan judol di ranah digital, Kominfo membutuhkan sumber daya di bawah Direktorat Pengendalian Ditjen Aptika dalam jumlah yang memadai termasuk integritasnya.
- Ketika mulai bertugas pada 17 Juli 2023, Budi Arie mendapati kekurangan kuantitas dan kualitas (termasuk dugaan pihak- pihak di dalam Kominfo yang diduga terlibat melindungi judi online) . Sehingga beberapa orang di rotasi tugasnya.
- Jumlah personel untuk mengawasi dan melakukan take down situs-situs judol sangat terbatas. Bahkan, sampai saat ini juga soal SDM masih jauh dari ideal karena keterbatasan alokasi anggaran.
- Untuk mengatasi kekurangan SDM dilakukanlah rekrutmen petugas-petugas di bawah Direktur Pengendalian. Mereka diambil dari non pegawai Kominfo. Puluhan calon diseleksi oleh Direktorat Pengendalian. Tim awalnya hanya mampu melakukan takedown 10.000 situs per hari. Jelas jauh dari memadai untuk memenuhi target pemberantasan judi online.
- Dalam masa rekrutmen ini beberapa pihak banyak yang mengajukan diri. Saudara T menawarkan beberapa orang yang disebutnya sebagai hacker-hacker muda NKRI yang merah putih. Muncullah AK melalui T sebagai salah satu tenaga muda anti judol. Saudara AK memperlihatkan kemampuan sistem dan mesinnya bisa men take down 50.000 sampai 100.000 per hari. Sebenarnya ada beberapa nama lagi yang masuk tapi belakangan mereka mundur.
- Menteri Budi Arie tentu menerima usulan dari berbagai pihak yang pro pemberantasan judol. Saudara AK bukan tidak diterima di Kominfo tapi karena dia lulusan SMK sehingga menjadi sulit untuk menetapkan penggajian nya.
- T dikenal oleh Menteri Budi Arie sebagai aktivis politik dan dekat dengan Menhub. Tidak ada kerja sama apa pun sebelumnya. T kemudian masuk Timses resmi Ganjar Mahfud dan Pramono-Rano, Calon Kepala Daerah Jakarta dari PDI Perjuangan sebagai Ketua Bidang Konten Sosmed.
- Seluruh proses rekrutmen berikut administrasi ditangani Direktorat Pengendalian, termasuk Menteri Budi Arie memutuskan untuk AK diterima karena yang bersangkutan mengeklaim punya skill IT mumpuni, di mana dalam dunia IT, sudah umum bahwa ijazah terkadang bukan menjadi hal yang utama.
- Tenaga pengawasan dan penindakan (take down) bekerja dan diawasi di bawah Direktorat Pengendalian, bukan di bawah Menteri Budi Arie.
- Kemudian, T dan AK serta sejumlah PNS Kominfo diketahui menjadi operator bandar judi online. Mereka bahkan bekerja di kantor satelit di Bekasi untuk melindungi 1.000 situs judol dari take down Kominfo (kini Komdigi).
- Tidak ada kaitan aktivitas mereka melindungi situs judol dengan Menteri Budi Arie. Karena Menteri Budi Arie selama 15 bulan menjadi Menkominfo sangat konsisten memberantas Judi Online sesuai kewenangannya. Tidak ada perintah baik lisan atau tertulis dari Menkominfo Budi Arie untuk melindungi Situs Judi Online. Jangankan melindungi 1000 situs judol bahkan 1 situs pun tidak ada, apalagi aliran dana.
- Menteri Budi Arie justru menjadi korban pengkhianatan yang dilakukan pegawai KOMDIGI. T pun ternyata " bermain" tanpa sepengetahuan Direktur, Dirjen Aptika apalagi Menteri. Perintah untuk menumpas judol tidak dilaksanakan, malah mereka tergoda bersekongkol dengan bandar judol.
- Kini, nama Budi Arie dikait-kaitkan dan diframing dengan aktivitas "haram" T yang sebenarnya jauh panggang dari api.
- Masyarakat dan media diharapkan fokus untuk memantau penangkapan Bandar Besar Judi Online seperti Perintah Presiden Prabowo agar tak terkecoh isu dan framing pasca penangkapan " Kroco-kroco " pegawai KOMDIGI.
Artikel lainnya: Video Syur Lydia Onic 12 Menit Tengah Dicari di Medsos, YouTuber Ini Beri Penjelasan