Polemik Dekan FK Unair Penolak Dokter Asing Dicopot, Rektorat dan Kemenkes Buka Suara
- Arry
- 5 Juli 2024 09:46
Prof. Budi Santoso tetiba diberhentikan sebagai Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga atau Unair. Diduga, pencopotan ini terkait komentar Prof Budi soal penolakan kedatangan dokter asing.
Pencopotan ini diakui langsung Prof Budi. Menurutnya, keputusan sudah diteken pada 3 Juli 2024.
"Prosesnya (pencopotan), saya Senin dipanggil terkait dengan statment tidak setuju dengan dokter asing. Tentu akhirnya hari Rabu keluar SK-nya," ujar Budi, Kamis, 4 Juli 2024.
Sebelum pencopotan ini, Budi menolak soal surat edaran (SE) dengan nomor DG.03.02/D.IV/1483/2024 yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Surat itu terkait kebutuhan dokter Warga Negara Asing (WNA) pada RS vertikal di lingkungan Kementerian Kesehatan.
Baca juga
Dekan FK Unair Dicopot, Diduga Gegara Tolak Wacana Menkes Datangkan Dokter Asing
Pernyataan Unair
Ketua Pusat Komunikasi dan Informasi Publik (PKIP) Unair, Martha Kurnia Kusumawardani menjelaskan, pemberhentian Budi Santoso sebagai Dekan FK Unair dilakukan atas dasar kebijakan internal.
"Menerapkan tata kelola yang lebih baik guna penguatan kelembagaan khususnya di lingkungan FK Unair," kata Martha.
Unair pun mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada Budi Santoso atas pengabdiannya selama menjabat sebagai Dekan FK Unair periode 2020-2024 ini.
Pernyataan Kemenkes
Juru Bicara Kemenkes RI dr. Mohammad Syahril buka suara soal pemberhentian Budi Santoso dari jabatannya sebagai Dekan FK Unair. Syahril menegaskan, Kemenkes tidak membawahi Unair dan tidak memiliki wewenang mengatur Unair.
"Informasi yang mengatakan Menkes mengkontak Rektor Unair untuk meminta memberhentikan Dekan FK merupakan fitnah dan hoaks," kata Syahril.
Syahril pun menegaskan, informasi Kemenkes akan mendatangkan ribuan dokter asing ke Indonesia adalah hoaks.
Mengenai kedatangan dokter dari Arab Saudi yang bertugas di RS Adam Malik, Medan, Sumatera Utara. Dokter itu bertugas melakukan operasi jantung kompleks untuk menyelamatkan nyawa 30 anak warga Sumatera Utara secara gratis.
Menurut Syahril, kegiatan tersebut merupakan tindakan operasi jantung untuk anak yang pertama kali dilakukan di Sumatera. Sebab selama ini, anak-anak yang mengalami gangguan jantung selalu dirujuk ke Jakarta, sehingga akan membuat kesulitan bagi keluarga.
"Mereka hadir untuk menyelamatkan nyawa manusia, nyawa anak-anak kita. Bukan untuk mengambil lahan para dokter-dokter tersebut ke depannya," jelasnya.
Artikel lainnya: Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang, Yosep Dituntut Hukuman Seumur Hidup