Ketua KPU Khotbah Iduladha di Depan Jokowi Bahas Soal Sifat Kebinatangan di Manusia
- Arry
- 17 Juni 2024 10:51
Presiden Joko Widodo melaksanakan Sh Iduladha di Lapangan Pancasila, Simpang Lima, Semarang, Jawa Tengah. Ketua KPU Hasyim Asy'ari menjadi Khotib dalam pelaksanaan sholat id tersebut.
Sholat Id di Simang Lima ini juga dihadiri istri Jokowi, Iriana; Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono; Pj Gubernur Jateng, Nana Sudjana; hingga Kapolda Jateng, Irjen Ahmad Luthfi.
Saat menyampaikan khotbah, Ketua KPU Hasyim Asy'ari menyampaikan kisah Nabi Ibrahim yang mengorbankan putranya, Nabi Ismail AS. Padahal putranya itu baru lahir setelah Nabi Ibrahim menanti selama 86 tahun.
"Nabi Ibrahim dengan penuh ketaatan dan kepatuhan bersedia melaksanakannya dan ketika diceritakan kepada Ismail, Ismail tidak gentar sedikit pun juga. Dia rela menerima perintah itu. Keduanya dengan jelas telah bersama-sama menunjukkan sikap ingin berkorban luar biasa besarnya," ucap Hasyim saat membuka khotbahnya.
Ketua KPU Hasyim Asy'ari saat menyampaikan khotbah di Lapangan Pancasila, Simpang Lima, Kota Semarang, Jawa Tengah. Presiden Jokowi hadir dalam pelaksanaan Sholat id di sini (YouTube: Sekretariat Presiden)
Namun, saat Nabi Ibrahim hendak menyembelih kepala Nabi Ismail, Allah SWT menggantikannya dengan seekor domba besar. Peristiwa ini kemudian diabadikan menjadi salah satu ibadah dalam Iduladha.
"[Ibadah kurban] ini mengandung setidaknya dua makna. Pertama sifat kebinatangan yang ada di jiwa manusia harus dikorbankan dan disembelih; dan kedua jiwa dan perbuatan seseorang harus dilandasi dengan tauhid, iman, dan takwa," tutur Hasyim.
"Sangat banyak sifat kebinatangan di diri manusia, seperti mementingkan diri sendiri, sombong, dan menganggap dirinya dan golongannya yang selalu benar, dan sifat yang memperlakukan sesamanya atau selain golongannya sebagai mangsa atau musuh," kata Hasyim.
"Sifat kebinatangan yang selalu curiga, menyebarkan informasi yang tidak benar, fitnah, rakus, tamak, dan ambisi yang tidak terkendali, tidak mau melihat kenyataan, tidak mempan diberi nasihat, tidak mampu mendengarkan teguran, merupakan sifat yang tercela dalam pandangan Islam," imbuhnya.
"Ajaran kurban juga mengisyaratkan makna yang mendalam agar kita bisa mengorbankan segala sikap dan perbuatan yang tidak sesuai dengan ketentuan dan ajaran Allah," ujarnya.
"Kita dituntut untuk mengorbankan, menyembelih, dan mengikis habis kebiasaan yang dipandang merusak akidah, dan menggantikan dengan perbuatan yang sesuai Islam," kata Hasyim.
Artikel lainnya: 5 Pembelaan Anang-Ashanty Usai Walkout di Stadion GBK Usai Indonesia vs Filipina