Ada Nama Luhut Binsar Pandjaitan dalam Skandal Pandora Papers
- Arry
- 5 Oktober 2021 11:25
Nama Luhut Binsar Pandjaitan masuk dalam deretan pejabat dalam daftar Pandora Papers. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi itu bersama dengan raja, presiden, hingga artis ternama diduga terlibat menyembunyikan kekayaan di sejumlah negara surga pajak.
Dalam laporan Pandora Papers, disebutkan Luhut terkait dengan Petrocapital SA, perusahaan yang bergerak di bidang minyak dan gas bumi. Perusahaan ini disebut berdiri pada 2016 di Panama.
Dalam laporan yang dikumpulkan International Consortium of Investigative Journalism (ICIJ) itu disebutkan, Luhut pertama kali ditunjuk menjadi Direktur Utama perusahaan pada 19 Maret 2007. Saat itu, perusahaan resmi berganti nama menjadi Petrostar-Pertamina Internasional SA.
Perusahaan itu memiliki tugas mengangkut produk minyak bumi, termasuk aktivitas ekspor impor. Namun, seiring dengan mundurnya Luhut sebagai Dirut, Petrostar dikabarkan ikut bubar juga pada Juli 2010.
Baca Juga
Apa itu Pandora Papers, Skandal Keuangan Pejabat Hingga Tokoh Dunia
Terkait laporan tersebut, Juru Bicara Luhut, Jodi Mahardi, menjelaskan, bosnya itu hanya menjabat sebagai direktur utama selama tiga tahun yakni 2007-2010.
Saat itu, lanjut Jodi, Luhut berencana menggunakan Petrocapital SA untuk mengembangkan bisnisnya di luar negeri, seperti di Amerika Tengah dan Amerika Selatan. Namun, dalam perjalannya perusahaan itu mengalami masalah.
"Sehingga Bapak Luhut B. Pandjaitan memutuskan untuk mengundurkan diri dari Petrocapital dan fokus pada bisnis beliau yang ada di Indonesia," kata Jodi dalam keterangan tertulis.
Jodi juga memastikan perusahaan Luhut belum berhasil mendapatkan proyek investasi yang layak selama tiga tahun. Dia juga menyatakan, perusahaan Luhut tidak pernah menjalin kerjasama dengan Pertamina.
"Tidak pernah ada perubahan nama dari Petrocapital menjadi Pertamina Petrocapital S.A," ujarnya.
Pandora Papers mengungkap kelakuan para pejabat hingga pesohor menyembunyikan aset dan kekayaan demi menghindari pembayaran pajak. Hal ini membuat negara kehilangan penerimaan pajak dari yang bersangkutan.
Sebelum Pandora Papers, nama Luhut juga pernah disebut terkait dalam Panama Papers pada 2016.
Saat itu, Luhut disebut terafiliasi dengan salah satu perusahaan cangkang bernama Mayfair International Ltd. Perusahaan ini berada di Republik Seychelles, Afrika Timur. Republik Seychelles dikenal sebagai negara suaka pajak bagi para pengemplang.
Luhut sudah membantah soal laporan Panama Papers itu. "Saya tidak pernah terlibat di dalam itu (Panama Papers). Saya tidak tahu Mayfair International Ltd. itu," ujar Luhut di Kantor Menkopolhukam, Senin (25/4/2016).
Luhut pun menyatakan, alamat rumahnya berbeda dengan alamat tempat tinggal yang tercantum dalam laporan Panama Papers tersebut. Dalam dokumen Panama Papers, alamat Luhut disebut berada di Kawasan Mega Kuningan Nomor 11, sedangkan nomor rumah Luhut berbeda.
Selain itu, Luhut menyatakan pada 2006, dia belum memiliki modal untuk membangun perusahaan di luar negeri.
Baca Juga
- Sejarah Singkat Hari TNI 5 Oktober: dari BKR, ABRI Hingga TNI
- Akhirnya Terungkap, Rizky Billar-Lesti Kejora Nikah Siri April 2021
- PPKM Diperpanjang Lagi: Fitness Center Hingga Bandara Ngurah Rai Buka
- Catat! Ini 15 SMA Terbaik di Indonesia Berdasar Nilai UTBK
- Jasad Ibu-Anak Korban Pembunuhan di Subang Diautopsi, Ini Hasilnya