Daun Kratom: Barang 'Haram' di Indonesia Tapi Laku Diekspor ke Belanda
- Arry
- 30 September 2021 08:16
Tanaman Kratom hingga kini masih menuai pro dan kontra. Badan Narkotika Nasional atau BNN menyebut daun kratom memiliki efek yang lebih kuat daripada morfin. Bahkan bisa merusak kesehatan manusia.
Daun kratom ini bahkan sudah ditetapkan sebagai narkotika golongan I Komite Nasional Perubahan Narkotika dan Psikotropika pada 2017 lalu.
BNN menilai kratom atau Mitragyna speciosa merupakan tanaman yang memiliki kandungan zat Mitraginin. Yakni zat bersifat narcotik yang memiliki dampak adiktif terhadap penggunanya.
Namun di tengah kontroversi itu, baru-baru ini, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kalimantan Barat (Kalbar) justru mengekspor kratom ke Belanda. Di Negeri Kincir Angin itu kratom merupakan komoditas yang memiliki nilai tinggi.
"Ini membuktikan bahwa memang untuk komoditi kratom merupakan komoditi yang bernilai ekonomi sangat tinggi. Didukung oleh rekan-rekan Bea Cukai dan yang terkait dengan lintas sektoral, tentunya yang membawahi sektor ekonomi," kata Kepala Bidang Pengembangan Perdagangan Luar Negeri dan PKTN Dinas Perindustrian, Perdagangan dan ESDM Kalbar, Eko Darmawansyah.
Gubernur Kalimantan Barat, Sutarmidji, pun ingin menyurati Presiden Joko Widodo terkait kontorversi kratom ini. Karena komoditas ini memiliki nilai tinggi jika diekspor.
"Mereka bilang kratom itu zat adiktifnya empat kali dibandingkan ganja, tetapi saya katakan bahwa orang yang mengonsumsi kratom tidak berhalusinasi sedangkan mengonsumsi ganja pasti berhalusinasi, bahkan urine orang yang mengonsumsi kratom belum tentu positif," kata Sutarmidji.
Selain itu, kratom yang merupakan komoditas asli Indonesia itu bisa digunakan untuk kebutuhan kedokteran menggantikan morfin.
Simak 4 fakta seputar Kratom diambil dari berbagai sumber:
1. Tumbuhan asli di Indonesia
Dikutip dari laman BNN, kratom masih satu famili dengan tanaman rubiaceae atau kopi-kopian. Kratom adalah tumbuhan asli di Indonesia. Selain di Indonesia, tanaman ini juga tumbuh subur di Thailand, Filipina, dan Papua Nugini.
Dikutip dari New Scientist, karena masih keluarga dengan kopi-kopian, maka kratom pada dosis rendah memberikan efek berupa dorongan energi seperti kafein.
2. Bisa atasi kelelahan
Dari laman BNN, warga di sekitar Sungai Kapuas sejak dulu sering menggunakan kratom untuk meredakan rasa sakit dan mengatasi kelelahan.
Dilansir New Scientist, kratom memberikan efek seperti meningkatkan relaksasi hingga menghilangkan rasa sakit.
3. Digunakan sebagai obat
Berdasarkan penelitian Asep Gana Suganda dari Sekolah Farmasi ITB pada 2019, disebutkan kratom sudah dimanfaatkan sebagai obat tradisional sejak zaman dahulu.
Di Bengkulu, kratom biasa digunakan untuk meredakan sakit perut, diare, bengkak, dan sakit kepala. Bahkan di Sulawesi Barat, daun kratom digunakan untuk mengatasi buang air besar berdarah.
4. Efek di otak
Dilansir dari drugabuse.gov, kratom memiliki efek samping menyerupai opioid dan stimulansia. Jika dikonsumsi dengan jumlah banyak maka akan menimbulkan efek seperti menenangkan, menyenangkan, dan meredakan nyeri.
Meski demikian, ada beberapa efek samping yang perlu diperhitungkan:
mual
gatal
berkeringat
mulut kering
konstipasi atau sembelit
beser atau sering kencing
hilang nafsu makan
kejang
halusinasi
4. Ilegal
Administrasi Penegakan Narkoba Amerika Serikat sempat mengumumkan untuk mengkriminalisasi penggunaan kratom. Namun rencana ini kemudian dibatalkan. Namun di Inggris, berdasarkan UU Zat Psikoaktif, kratom dilarang beredar.