Uniknya Istilah Jatuh di Bahasa Sunda, dari Tikusruk Hingga Tijengkang
- Arry
- 4 September 2021 09:17
Indonesia memiliki ratusan hingga ribuan bahasa daerah yang beragam. Salah satu bahasa yang menarik adalah bahasa Sunda.
Bahasa Sunda banyak dipakai masyarakat yang berada di Jawa Barat dan Banten. Bahasa Sunda adalah bahasa terbanyak kedua yang dipakai setelah bahasa Jawa. Setidaknya ada 42 juta orang yang menggunakan bahasa Sunda sebagai bahasa ibu.
Meski demikian, bahasa Sunda ini memiliki setidaknya enam dialek berbeda. Perbedaan ini terlihat dari wilayah masyarakat itu bermukim.
Hal itu membuat perbendaharaan kata yang bervariasi. Contohnya saja kata "jatuh". Kata itu memiliki banyak istilah dalam bahasa Sunda.
Untuk yang menggunakan bahasa Sunda halus, mereka biasa menyebut jatuh dengan istilah "geubis". Atau "labuh" untk bahasa Sunda yang kasar.
Sedangkan untuk benda yang jatuh, biasanya menggunakan kata "murag". Atau "ragrag" untuk makhluk hidup yang jatuh.
Sedangkan untuk seseorang yang jatuh ke depan, ada istilahnya sendiri yakni "tikusruk", dan jika jatuh ke belakang disebut "tijengkang".
Ada juga jika jatuh terlempar disebut "tijungkel" dan jatuh meluncur disebut "tigolosor".
Dikutip dari akun Instagram @pemkotbogor, berikut padanan kata jatuh dalam bahasa Sunda:
- Tiguling = jatuh terguling-guling
- Tigulitik = jatuh terguling-guling
- Titajong = jatuh karena kaki sendiri atau kaki orang lain
- Tigejebur = jatuh ke dalam air sampai menimbulkan bunyi riak air
- Ngagorolong = jatuh meluncur
- Ticengklak = jatuh sampai menimbulkan efek sakit pada bagian otot
- Tijungkir = jatuh sampai terbalik
- Ngagubrag = jatuh kasar
- Tijalikeuh = jatuh keseleo
- Tikosewad = jatuh karena tidak seimbang
- Titolonjong = seolah-olah jatuh ke depan, namun masih bisa ditahan kedua kaki
- Tigatruk = jatuh karena tersandung
- Tisoledat = jatuh terpeleset karena kondisi licin.
Cukup banyak yah. Padahal artinya sama saja yakni jatuh. Apakah ada orang Sunda yang belum paham semua artinya?