Nabi Muhammad SAW Adalah Nabi Terakhir, Hati-hati Nabi Palsu Zaman Now

  • Arry
  • 4 September 2021 05:21
Kaligrafi Nabi Muhammad SAW di Haiga Sofia, Istanbul, Turki(Rumman Amin/unsplash)

Salah satu kewajiban kita beriman kepada Nabi Muhammad SAW adalah dengan meyakininya sebagai Nabi yang terakhir. Barang siapa yang meyakini ada nabi setelah Nabi Muhammad SAW, maka dia telah keluar dari Islam.

Dilansir dari laman Ustaz Firanda Andirja, saat ini ada kelompok yang disebut dengan Firqah Al-Qadiyaniyah atau Ahmadiyah. Kelompok yang didirikan Mirza Gulam Ahmad itu masih eksis dan tersebar di seluruh penjuru dunia.

Mereka meyakini setelah Rasulullah SAW, masih ada nabi baru yang bernama Mirza Gulam Ahmad. "Tentunya ini adalah kekufuran," kata ustaz Firanda.

Menurutnya, sebelum Mirza Gulam Ahmad sudah ada nabi-nabi palsu, bahkan sejak zaman Rasul sudah muncul orang-orang yang mengaku sebagai nabi. Hingga detik ini terus bermunculan orang-orang yang mengaku sebagai nabi.

Banyak dalil yang menunjukkan bahwa Nabi Muhammad adalah Nabi yang terakhir. Dalil itu menyatakan, ketika Rasulullah wafat, maka wahyu kenabian telah terputus.

“Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi. Dan adalah Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” (QS. Al-Ahzab: 40)

Ayat yang menunjukkan dengan kelaziman, Allah SAW tidak menerima agama selain Islam:

“Barang siapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) dari padanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.” (QS. Ali ‘Imran: 85)

Agama Islam adalah agamanya Nabi Muhammad SAW, jika ada yang mencari agama selain agama Islam berarti dia mencari selain Nabi Muhammad SAW. Maka jika ada nabi selain Nabi Muhammad SAW maka ajaran yang dibawa bukan ajaran Islam dan tidak akan diterima oleh Allah SAW.

Agama telah sempurna, ini melazimkan tidak perlu ada pembaharuan dan tidak perlu ajaran baru untuk mengubah atau menyempurnakan agama Islam. Ini menunjukkan bahwasanya tidak perlu nabi baru. Allah SAW berfirman:

“Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu. Maka barang siapa terpaksa karena kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Maidah: 3)

Nabi SAW diutus untuk seluruh manusia dan jin. Isyarat bahwasanya ini adalah konsekuensi beliau sebagai nabi yang terakhir.

Karena nabi-nabi sebelumnya hanya diutus kepada kaumnya saja. Ini menunjukkan bahwa nabi lain yang baru dibutuhkan untuk diutus kepada kaum yang lain.

Ketika Nabi SAW diutus untuk umat manusia maka ini menunjukkan bahwa beliau adalah nabi terakhir dan tidak membutuhkan nabi yang lain. Allah SAW berfirman:

“Katakanlah: “Hai manusia sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu semua, yaitu Allah Yang mempunyai kerajaan langit dan bumi; tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, Yang menghidupkan dan mematikan, maka berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya, Nabi yang ummi yang beriman kepada Allah dan kepada kalimat-kalimat-Nya (kitab-kitab-Nya) dan ikutilah dia, supaya kamu mendapat petunjuk”.” (QS. Al-A’raf: 158)

“Maha suci Allah yang telah menurunkan Al Furqaan (Al Quran) kepada hamba-Nya, agar dia menjadi pemberi peringatan kepada seluruh alam.” (QS. Al-Furqan: 1)

"Dalil-dalil Al-Quran ini menunjukkan bahwasanya Nabi Muhammad adalah nabi yang terakhir, dan ini adalah ijmak para ulama," jelas Ustaz Firanda.

Related Articles

Berita Terpopuler

Berita Pilihan