Apa Itu Empty Sella Syndrome yang Diidap Ruben Onsu, Kenali Gejala dan Penyebabnya
- Arry
- 28 Juli 2022 11:07
Presenter Ruben Onsu mengakui tengah mengidap penyakit langka Empty Sella Syndrome. Penyakit apa itu?
Empty Sella Syndrome adalah kelainan yang berhubungan pada bagian tengkorak yang disebut sella tursika. Ini adalah bagian lekukan di tulang sphenoid yang berada di dasar tengkorak yang berhubungan dengan kelenjar pituitari.
Melansir halodoc, bagi penderita Empty Sella Syndrome maka bagian sella tursika akan terlihat kosong. Hal ini disebabkan kelenjar pituitari menyusut atay menjadi lebih kecil karena sella tursika terisi sebagian atau seluruhnya oleh cairan serebrospinal. Bahkan pada beberapa pemeriksaan, kelenjar pituitari bisa saja tidak terlihat.
Ada beberapa kondisi seseorang bisa mengalai kelainan langka ini yakni:
-
Empty Sella Syndrome Primer
Penyebab pasti dari Empty Sella Syndrome primer belum diketahui hingga saat ini. Namun, ada beberapa faktor yang bisa memengaruhi kondisi ini, seperti cacat lahir pada diafragma sellae. Ini merupakan sebuah membran yang menutupi sella tursika.
Beberapa pengidapnya pun dilaporkan mengalami sobekan kecil pada membran sejak mereka lahir. Alhasil, kondisi ini membuat cairan serebrospinal bocor ke dalam sella tursika.
Baca juga
Idap Penyakit Langka Empty Sella Syndrome, Ruben Onsu Takut Tidur
-
Empty Sella Syndrome Sekunder
Sementara untuk jenis sekunder, ia bisa terjadi akibat beberapa hal lainnya, seperti:
- Mengalami trauma kepala.
- Infeksi cukup parah.
- Mengalami tumor hipofisis.
- Memiliki riwayat terapi radiasi atau pembedahan pada area kelenjar pituitari.
Gejala yang Perlu Diwaspadai
Gejala yang biasa dihadapi penderita Empty Sella Syndrome adalah mata kering, penglihatan yang kabur, dan pembengkakan pada area mata.
Pengidapnya juga rentan mengalami kemunculan cairan dari tulang belakang melalui hidung. Mereka bahkan bisa merasakan tekanan pada bagian kepala.
Selain itu, ada beberapa gejala umum biasanya dialami oleh pengidap gangguan langka ini, yaitu:
- Sakit kepala yang sangat hebat.
- Mengalami tekanan darah tinggi.
- Rasa lelah.
- Penurunan gairah seksual.
- Impoten pada pengidap laki-laki.
- Gangguan menstruasi pada wanita.
- Ketidaksuburan.
Ada beberapa pengobatan yang bisa dilakukan, seperti penggunaan obat untuk mengontrol jumlah hormon, atau tindakan bedah untuk mengurangi cairan yang keluar dari hidung.
Artikel lainnya
- Hasil Pramusim Wolfsberger vs AC Milan, RB Salzburg vs Liverpool
- Jadwal dan Lokasi Vaksinasi Booster Jakarta Bogor Depok Tangerang Bekasi 28 Juli 2022
- 5 Versi Bacaan Doa Iftitah, Hukum dan Syarat Membacanya
- Disebut Terima Rp500 Juta dari Baim Wong, Bonge Tak Terima Sepeserpun
- Ridwan Kamil Dituding Ngemis Donasi Masjid Al Mumtadz, Ini Penjelasan Kang Emil