Pilot Citilink Kolaps, Pramugari ke Penumpang: Ada yang Tahu Terbangkan Pesawat Ini?
- Arry
- 22 Juli 2022 21:17
Pesawat Citilink QG307 rute Surabaya-Makassar harus kembali ke bandara asal, Bandara Juanda, Sidoarjo, Jawa Timur. Keputusan ini diambil lantaran sang pilot kolaps dan akhirnya meninggal dunia.
Pesawat sempat mengudara 15 menit sebelum akhirnya kembali ke bandara. Salah seorang penumpang mengisahkan detik-detik menegangkan saat awak pesawat mengabarkan kondisi darurat tersebut.
Melansir detikcom, kisah tersebut diungkap Wine melalui akun Twitternya, @penikmattkata.
Wine mengaku dia salah satu penumpang pesawat Citilink QG307 tersebut. Saat itu dia terbang bersama istri dan kedua mertuanya. Wine dan istri duduk di kursi nomor 24D dan 24 C. Sementara mertuanya duduk di kursi 24B dan 24A.
Baca juga
Pesawat Citilink Mendarat Darurat di Bandara Juanda, Pilot Meninggal Dunia
"Awalnya semua berjalan dengan normal, cuaca nampak bersahabat, saat take off pun lancar tanpa kendala berarti," kata Wine dalam cuitannya.
"Tetapi setelah beberapa menit di udara, tiba-tiba pramugari bertanya kepada penumpang, 'Apakah ada dokter atau perawat yang ada di dalam penerbangan ini?' Setelah beberapa saat kebetulan ada dokter yang ikut dalam penerbangan ini, dalam benak kami para penumpang bertanya-tanya," tuturnya.
"Ada apa? Apa yang terjadi? Salah seorang penumpang berkata 'biasanya ada yang mau melahirkan sampai dipanggil untuk bantuan medis', karena belum tahu apa yang sedang terjadi, kita terus bertanya entah apa yang sedang terjadi, siapa yang sakit atau seperti apa keadaannya," lanjutnya.
Situasi di dalam pesawat makin menegangkan saat pramugari menanyakan apakah ada penumpang yang bisa menerbangkan pesawat Citilink tersebut.
"APAKAH ADA PILOT YANG TAHU MENERBANGKAN PESAWAT JENIS ITU (saya lupa persisnya jenis apa) seketika semua orang mulai menunjukkan wajah panik dan berkaca-kaca, saya memandang istri saya, dan bertanya kepada saya, ini nggak kenapa-kenapa kan? Bapak dan ibu mertua juga ikut panik," ungkapnya.
"Semua mulai saling menggenggam tangan, sembari berdoa akan keselamatan dari Yang Maha Esa, saya juga berdoa, melihat tangan saya yang baru diikat cincin pernikahan, pikiran nggak karuan, panik, takut, juga pikiran mau mati datang menyerbu, kemudian saya lihat istri saya yang matanya mulai meneteskan air mata, saya cuma bisa bilang 'nggak kenapa-kenapa sayang, insyaallah kita selamat amin, sholawatan ya,'" ujarnya.
"Sambil saya juga bersholawat, memohon doa, di balik bising ya pesawat terdengar suara zikir, doa yang tak henti-hentinya terucap," lanjutnya.
"Tetapi tidak ada teriakan histeris dari penumpang, semuanya menunggu kepastian di iringi doa serta harapan, pada saat itu, pesawat masih berputar di atas perairan Madura, kami sesekali bertanya kepada pramugari, 'Mbak gimana keadaannya? 'Yang bisa kami informasikan pilotnya sakit'," ungkapnya.
"Saya dan istri saya berpegangan tangan, berharap semua akan segera baik-baik saja, hingga waktunya mendarat, entah seperti apa situasi di dalam kokpit, kami terus berharap keselamatan, hingga kami pun mendarat dengan aman di Bandara Juanda Surabaya," kata Wine.
"Ketika mendarat kita semua bertepuk tangan memberikan semangat kepada awak kabin yang telah mendaratkan kita semua dengan selamat, perasaan haru, hingga saya seketika mengeluarkan air mata dan memeluk istri saya...," ujarnya.
Selanjutnya kronologi pendaratan darurat Citilink >>>