Begini Cerita 2 Harimau Ragunan Bisa Terpapar Covid-19
- Arry
- 2 Agustus 2021 06:21
Dua ekor harimau Sumatera di Kebon Binatang Ragunan, Jakarta, terpapar virus Covid-19. Dua harimau itu memiliki nama Hari dan Tino.
Kabar ini disampaikan langsung Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, melalui unggahan di Instagram @AniesBaswedan, Minggu (1/8).
"Dua warga DKI, Hari dan Tino terpapar Covid. Tidak ada pilihan. Mereka harus isolasi. Diputuskan untuk isolasi mandiri di tempat tinggalnya. Pasokan makanan dan obat dicukupi selama isolasi dan proses penyembuhan," kata Anies.
Menurut Anies, Hari dan Tino didiagnosis positif Covid-19 pada 15 Juli 2020. Saat itu, perawat satwa di Ragunan memperhatikan bahwa Hari dan Tino tampak sakit dan bergejala seperti Covid, yaitu flu, lemas dan sesak napas.
"TMR langsung bertindak cepat, memanggil petugas swab paling berani sedunia untuk mengambil sampel swab Hari dan Tino dan mengirimkannya ke Laboratorium Bioteknologi milik Pusat Studi Satwa Primata, Institut Pertanian Bogor. Ternyata hasil tes PCR menunjukkan Hari dan Tino positif Covid-19," ujarnya.
Menurut Anies, kasus satwa terkena Covid-19, terutama harimau dan singa, tidaklah unik. Telah banyak kasus serupa di berbagai negara lain. Tentu perawatan satwa terkena Covid-19 ini tidak sama dengan manusia.
"Hari dan Tino tidak bisa dikirim untuk isolasi ke Wisma Atlet, tapi harus melakukan isoman dan dirawat serta dimonitor dengan ketat oleh para dokter hewan terbaik di Ragunan," kelakar Anies.
Kini Hari dan Tino sudah berangsur pulih dan sudah tampak aktif. Walaupun demikian, karena Jakarta masih berada dalam situasi PPKM Level 4 maka TMR belum bisa dibuka untuk publik. Jadi Hari dan Tino tidak harus buru-buru kembali WFO dan punya waktu untuk menyehatkan diri sepenuhnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertamanan dan Hutan Kota (Distamhut) Provinsi DKI Jakarta, Suzi Marsitawati menyampaikan kronologi Hari dan Tino terpapar Covid-19.
Semua bermula saat salah satu harimau bernama Tino nampak tak sehat. Satwa dilindungi itu memperlihatkan gejala sesak nafas dan lainnya.
"Pada 9 Juli, salah satu harimau Sumatera bernama Tino yang berusia 9 tahun mengalami sakit dengan gejala klinis sesak nafas, bersin, keluar lendir dari hidung, dan penurunan nafsu makan," ucap Suzi dalam keterangannya, Minggu, 1 Agustus.
Kemudian, dua hari berselang harimau bernama Hari menujukan penurunan kondisi kesehatan. Bahkan, gejala yang ditunjukan serupa dengan Tino.
Sehingga, pihak Taman Margasatwa Ragunan (TMR) mengambil sampel dari kedua Harimau Sumatera itu. Sampel tersebut pun dibawa ke laboratorium untuk diperiksa.
"Pada tanggal 14 Juli, kami lakukan pengambilan sampel dengan di-swab kemudian dikirim ke laboratorium Pusat Studi Satwa Primata, IPB Bogor. Lalu, hasilnya keluar tanggal 15 Juli yang menyatakan bahwa kedua satwa tersebut terpapar Covid-19," ungkap Suzi.
Dengan adanya hasil pemeriksaan itu, kedua Harimau Sumatera tersebut langsung diberikan perawatan intensif. Pemberian obat-obatan seperti antibiotik, antihistamin, antiradang, dan multivitamin, terus dilakukan salama hampir dua pekan.
Hingga akhirnya, kedua Harimau Sumatera itu dinyatakan sehat. Meski, sampai saat ini, kondisi kedua satwa dilindungi itu terus dipantau perkembangannya.
"Saat tinjauan tadi, kondisi kedua satwa sudah sehat. Nafsu makan sudah kembali normal dan satwa juga sudah kembali aktif," ujarnya.