Rumah Sakit di China Kewalahan Hadapi Lonjakan Pasien Gejala Flu Berat Mirip Covid

  • Arry
  • 31 Desember 2024 15:11
Ilustrasi Virus(@fusion_medical_animation/unsplash)

Rumah sakit di China kembali kewalahan menerima lonjakan pasien yang memiliki gejala flu berat. Gejala yang dialami pasien ini mirip dengan gejala yang mereka alami saat menderita Covid-19.

"Rumah sakit di seluruh China kewalahan karena banyak anak-anak dan orang dewasa menunjukkan gejala demam dan pilek. Para pejabat menyebutkan "Influenza A" dan "Human Metapneumovirus," tetapi banyak yang membandingkan wabah itu dengan lonjakan COVID-19 tiga tahun lalu," tulis akun X @COVID19_disease dikutip Selasa, 31 Desember 2024.

Seorang vlogger dengan nama akun 'Please Fei Ge' pada 25 Desember 2024, mengaku dia dan istrinya mulai mengalami flu usai mendatangi acara di Guangzhou.

"Setelah kembali, keduanya mengalami gejala demam, demam tinggi, nyeri tubuh, dan sakit kepala, mirip dengan gejala yang mereka alami saat terinfeksi Covid-19, imbuh akun tersebut.

RS di China kewalahan hadapi virus flu berat

Dokter penyakit menular di RS YouAn Beijing, Li Tongzeng, menyatakan, belum menemukan jenis penyakit pernapasan baru dalam lonjakan kasus kali ini. Dugaan awal dari lonjakan ini adalah infeksi virus Influenza A tipe H1N1 dan Human Metapneumovirus (HMPV).

“Musim flu biasanya terjadi dari November hingga Maret di wilayah utara. Tahun ini, puncaknya datang terlambat, dengan peningkatan signifikan sejak pertengahan Desember,” ujarnya seperti dikutip dari China Daily.

Li menjelaskan, flu H1N1 memiliki gejala seperti pusing, lelah, hingga nyeri otot. Namun sebagian besar pasien dengan kekebalan tubuh normal dapat pulih dalam lima hingga tujuh hari tanpa pengobatan khusus.

Baca juga
Apa Itu Virus Nipah yang Tingkat Kematiannya 75%, Wabah Baru? Cek Penyebabnya

Meski demikian, kelompok rentan seperti anak-anak, lansia, ibu hamil, dan individu dengan daya tahan tubuh rendah berisiko mengalami komplikasi serius.

Sementara itu, bersamaan dengan lonjakan kasus flu berat ini, infeksi HMPV juga meningkat tajam. Virus ini pertama kali diidentifikasi pada 2001. Virus ini menyerang saluran pernapasan dan lebih sering ditemukan pada anak kecil, bayi, atau mereka dengan sistem imun lemah.

Berdasarkan data Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) China, tingkat positif HMPV pada pasien usia 14 tahun ke bawah menunjukkan tren naik sejak awal Desember.

Menurut para dokter, gejala HMPV mirip dengan flu biasa. Sehingga membuat sulit untuk diidentifikasi tanpa tes laboratorium.

Kepala divisi pengendalian penyakit menular, Lei Zhenglong, mengatakan, China tengah mengembangkan platform analisis berbasis teknologi canggih seperti big data dan kecerdasan buatan untuk memprediksi penyebaran penyakit.

“Kami sedang menjalankan program percontohan pemantauan pneumonia dengan penyebab tidak diketahui, yang akan diperluas secara bertahap setelah melalui penyempurnaan,” kata Lei.

Meski penyebaran kasus flu dan infeksi HMPV ini masih dapat dikendalikan, namun Lei mengingatkan agar masyarakat tetap waspada hingga musim semi mendatang.

Artikel lainnya: Hasil Liga Inggris: MU Cetak Rekor Terburuk dalam 94 Tahun, Chelsea Antiklimaks

 

Related Articles

Berita Terpopuler

Berita Pilihan